Pencarian Korban Utamakan Penggunaan Pemindai Bawah Air
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
SAMOSIR, KOMPAS — Tim SAR gabungan menurunkan pemindai bawah air, yakni Multibeam Side Scan Sonar, untuk melakukan pencarian bangkai Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin lalu. Pada Jumat (22/6/2018), petugas merangkai alat penyelaman ke atas kapal kayu dan diberangkatkan melakukan pencarian sekitar pukul 11.30.
”Alat ini bisa mendeteksi benda di dalam air hingga kedalaman 600 meter. Alat ini cukup efektif mencari bangkai KM Sinar Bangun yang diduga tenggelam di kedalaman 550 meter,” kata Kepala Badan SAR Nasional Muhammad Syaugi, di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Syaugi menyebutkan, pencarian di bawah air berfokus pada penggunaan alat. Petugas penyelam tidak diturunkan karena penyelam hanya bisa menjangkau kedalaman maksimal 50 meter. Di perairan Danau Toba, jarak pandang penyelam juga hanya sekitar 2 meter sehingga sulit melakukan pengamatan visual.
Multibeam tersebut, kata Syaugi, didatangkan dari Pusat Oseanografi TNI Angkatan Laut, Jakarta. Alat itu tiba di Tigaras pada Kamis malam. Badan SAR Nasional juga akan mendatangkan alat serupa dari Kepulauan Riau. ”Kami perkirakan alat itu tiba di Tigaras malam ini dan Sabtu sudah bisa digunakan,” ujarnya.
Kepala Kantor SAR Medan Budiawan menuturkan, penyisiran di permukaan danau juga masih terus dilakukan. Areal penyisiran diperluas dari sebelumnya pada 5-10 kilometer menjadi 10-20 kilometer dari lokasi kapal tenggelam. Penyisiran dilakukan menggunakan delapan perahu karet yang melibatkan 150 personel gabungan.
Dari pantauan Kompas, tim SAR gabungan sejak pukul 07.00 telah melakukan penyisiran di tepi danau. Mereka tampak duduk di sisi perahu karet, lalu melakukan pengamatan visual dengan teropong atau dengan mata telanjang.
Pencarian pada Jumat sampai dengan pukul 12.00 belum membuahkan hasil. Hingga saat ini, korban selamat 19 orang, korban tewas yang telah ditemukan 3 orang, dan korban hilang 184 orang. KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/6/2018) sore yang diduga akibat kelebihan muatan dan cuaca buruk.