SIDOARJO, KOMPAS - Kepadatan penumpang di sejumlah bandar udara di daerah tujuan mudik Lebaran 2018 diprediksi masih akan terjadi hingga Minggu (24/6/2018). Sebab, hingga enam hari setelah lebaran, tercatat baru 60 persen jumlah pemudik pengguna transportasi udara yang kembali setelah berlibur di kampung halaman.
General Manager Bandara Juanda Surabaya Heru Prasetyo mengatakan pihaknya telah mengantisipasi kepadatan pemudik yang kembali dengan menertibkan perjalanan pengantar penumpang, area parkir kendaraan hingga terminal penumpang. Upaya lain memangkas pemeriksaan penumpang dan barang tanpa mengurangi substansi pengamanan dan keamanan.
"Caranya memusatkan pemeriksaan penumpang beserta barang bawaan di satu titik poin sehingga para penumpang tidak perlu diperiksa ulang saat masuk ke ruang tunggu keberangkatan," ujar Heru, Sabtu (23/6/2018).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan pemudik dengan angkutan udara memiliki karakter berbeda dengan pemudik yang menggunakan moda transportasi lain seperti kapal laut atau kereta api. Mereka biasanya memepetkan jadwal kembali dari kampung halaman agar bisa lebih lama menikmati liburan bersama keluarga.
Pemudik dengan angkutan udara memiliki karakter berbeda dengan pemudik yang menggunakan moda transportasi lain seperti kapal laut atau kereta api
“Dengan transportasi udara, perjalanan balik menjadi relatif lebih cepat karena waktu tempuhnya yang cukup singkat dibandingkan menggunakan moda transportasi lain,” ujar Agus saat meninjau arus balik di Bandar Udara Juanda Surabaya, Jumat (22/6/2018).
Agus mengatakan Kemenhub melakukan pemantauan arus balik di Bandara Adi Sucipto Jogyakarta, Bandara Adi Sumarmo Solo, Bandara Ahmad Yani Semarang, dan Bandara Juanda Surabaya. Empat bandara ini merupakan destinasi tujuan mudik. Dari empat bandara itu, yang jumlahnya penumpangnya terbanyak adalah Bandara Juanda.
Sebagai gambaran, jumlah penumpang pada puncak arus balik yakni pada tiga hari setelah lebaran dan empat hari setelah lebaran menembus 73.500 orang, naik 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah penumpang di Bandara Juanda mengalahkan akumulasi jumlah penumpang dari tiga bandara lainnya.
Berdasarkan data Kemenhub, jumlah pengguna jasa angkutan udara pada arus mudik Lebaran 2018 di 36 bandara di Indonesia mencapai 5,8 juta orang. Jumlah yang sudah kembali dari mudik sebanyak 3,48 juta atau sekitar 60 persennya. Masih ada 40 persen atau 2,32 juta orang yang masih berada di kampung halaman.
Agus meminta pengelola masing-masing bandara mengantisipasi pergerakan arus balik pemudik hingga Minggu. Mereka harus menyiapkan pelayanan prima agar masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakan jasa transportasi udara. Terutama di Bandara Juanda karena kondisinya yang mengalami kelebihan kapasitas.
“Juanda merupakan bandara tersibuk dalam melayani mudik lebaran. Disisi lain, kapasitas bandara ini hanya 12,5 juta penumpang per tahun namun faktanya jumlah penumpangnya mencapai 20-21 juta per tahun,” kata Agus.
Juanda merupakan bandara tersibuk dalam melayani mudik lebaran. Disisi lain, kapasitas bandara ini hanya 12,5 juta penumpang per tahun namun faktanya jumlah penumpangnya mencapai 20-21 juta per tahun
Kondisi itu semakin diperparah dengan karakter masyarakat pengguna jasa bandara yang mengantar atau menjemput penumpang secara berombongan. Alhasil, kepadatan di area terminal penumpang terutama terminal penerbangan domestik, menjadi bertambah.
Masih menurut Agus, berdasarkan evaluasi angkutan udara lebaran 2018, ketepatan waktu penerbangan mendapat perhatian selain keselamatan. Kemenhub mencatat sempat terjadi keterlambatan jadwal penerbangan oleh sejumlah maskapai namun masih dalam kondisi wajar yakni sekitar 15 menit hingga satu jam.