KUPANG, KOMPAS — Tiga anggota DPRD Nusa Tenggara Timur mengikuti proses pelantikan antarwaktu menyusul anggota DPRD sebelumnya yang mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati periode 2018-2023.
Mereka berasal dari Partai Nasdem, Demokrat, dan PDI-P. NTT masih terbelit sejumlah masalah karena DPRD harus menjalankan tugas dan fungsi lebih serius bersama eksekutif guna mengatasi persoalan-persoalan daerah itu.
Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno melantik tiga anggota DPRD NTT pengganti antarwaktu di Kupang, Senin (25/6/2018). Ketiga anggota pengganti antarwaktu (PWA) 2014-2019 itu adalah Yohanes Rain Tukan dari Partai Nasdem menggantikan Johny Army Konay (Nasdem) yang mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Timor Tengah Selatan ((TTS) 2018-2023 berpasangan dengan Eppy Tahun.
Reny Moulina (Demokrat) menggantikan Ampera Seke Selan (Demokrat) yang mencalonkan diri sebagai Bupati Timor Tengah Selatan. Seke Selan berpasangan dengan Yan Tanaem. Aulora Agrava Modok dari PDI-P menggantikan Nelson Matara (PDI-P) yang mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua DPRD NTT dan mencalonkan diri sebagai Bupati Kupang berpasangan dengan Bernad Bait.
Pelantikan antarwaktu ketiga anggota DPRD NTT ini dihadiri Gubernur NTT Frans Lebu Raya, pimpinan DPRD, pimpinan OPD, pimpinan BUMN/BUMND, akademisi, dan tamu undangan lain. Dengan hadirnya dua perempuan lagi di DPRD NTT, jumlah perempuan di DPRD NTT menjadi sembilan orang.
Pua Geno mengatakan, dengan hadirnya tiga anggota DPRD ini, kinerja lembaga itu harus semakin kuat dalam memberikan sumbangan pemikiran dan komitmen dalam melakukan tugas legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Selain tiga tugas utama DPRD itu, masih ada sejumlah tugas lain yang juga harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi.
”NTT masih berkutat pada masalah infrastruktur, air bersih, listrik, perdagangan manusia, sumber daya manusia yang rendah, masalah perbatasan, keterbatasan lapangan kerja, dan masalah pendidikan. Khusus masalah pendidikan, setiap kelulusan secara nasional, NTT selalu berada pada urutan ketiga dari bawah. Ini menjadi tanggung jawab semua pihak, terutama gubernur dan DPRD,” tutur Pua Geno.
Ia juga mengajak masyarakat NTT menggunakan hak pilih dalam pemilihan gubernur NTT periode 2018-2023. Pemilihan ini sangat menentukan masa depan NTT lima tahun yang akan datang. Masyarakat pun diajak menjaga keamanan dan ketenteraman bersama selama dan setelah pemilihan. Siapa pun yang mendapatkan dukungan mayoritas harus diterima semua kelompok dan golongan.
Putra Ende ini mengatakan, NTT membutuhkan pemimpin yang kuat, visioner, dan memiliki komitmen kuat membangun daerah ini dengan hati nurani. Kondisi NTT saat ini butuh kerja keras dan dukungan semua pihak.
”Kita harus akui, NTT mengalami kemajuan dalam 10 tahun terakhir, seperti di bidang pariwisata, peternakan, dan infrastruktur. Tetapi, masih banyak masalah yang perlu lebih serius ditangani,” kata Pua Geno.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, sejumlah kemajuan selama 10 tahun terakhir harus diapresiasi. Namun, ia juga mengakui, masih ada kekurangan yang ditinggalkan selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Benny Litelnoni, yang saat ini mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 berpasangan dengan Benny Kabur Harman.
”Saya mohon maaf kepada masyarakat NTT kalau masih banyak masalah yang belum diselesaikan selama masa kepemimpinan saya. Tetapi, mari kita berpikir positif atas hasil-hasil yang telah dicapai selama ini,” ujar Lebu Raya.