Bertambah Populasi Rusa Timor di TWA Gunung Tunak di Lombok Tengah
Oleh
Khaerul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Populasi rusa timor (Cervus timorenses) di kandang suaka Taman Wisata Alam Gunung Tunak. Desa Mertak, Lombok Tengah, di Nusa Tenggara Barat, bertambah dari 18 ekor menjadi 21 ekor. Maskot flora NTB itu menjadi atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan.
”Saat ini ada 21 ekor rusa timor di lokasi suaka TWA Gunung Tunak, yang tiga ekor di antaranya sumbangan dari Pertamina yang diserahkan kepada kami dua hari lalu,” kata Ivan Juhandra, Kepala Humas Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, Selasa (26/6/2018) di Mataram.
Head Operation Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak Ampenan, Kota Mataram, La Imbo menyerahkan tiga rusa timor, yakni dua jantan berumur 2 tahun-2,5 tahun dan seekor betina berumur setahun. Rusa timor itu diperlihara di kandang suaka TWA Gunung Tunak, Minggu (24/6/2018) sebelum dilepasliarkan sebagai salah satu atraksi wisata.
Rusa hasil penangkaran badan usaha milik negara itu dikatakan sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga ekosistem dan lingkungan, sekaligus mendorong perusahaan lain memberikan sumbangsih nyata menambah populasi rusa timor, yang populasinya semakin sedikit di alam.
Menurut Ivan Juhandra, TWA seluas 1.219,97 hektar itu, 5.000 meter persegi di antaranya dijadikan suaka yang dapat menampung 80 ekor rusa. Tahun 2017 ada 18 ekor rusa jantan dan betina dipelihara di kandang suaka. Dengan tambahan tiga ekor, kini ada 11 ekor jantan dan 10 ekor betina penghuni TWA itu. Untuk memperbanyak populasi, perbandingan idealnya adalah satu jantan dan empat betina.
Rusa-rusa itu adalah sumbangan dari 54 pemegang izin penangkaran rusa di NTB. Saat ini ada sekitar 550 rusa di pusat penangkaran. Karena merupakan satwa yang dilindungi, rusa (induk dan generasi pertamanya/F1) di kandang penangkaran tetap berstatus milik/titipan pemerintah.
Tiap penangkar diwajibkan membantu pemerintah dalam program pelestarian rusa di alam, yaitu menyerahkan 10 persen dari total hasil penangkaran. Di Pulau Jawa, rusa hasil penangkaran berizin harga jualnya Rp 5 juta-Rp 7 juta per ekor.
TWA Gunung Tunak berjarak 61 km dari Mataram dikembangkan menjadi ekowisata berbasis masyarakat. TWA itu memiliki vegetasi flora dan fauna berupa tumbuhan endemik hutan, kera abu-abu ekor panjang, babi hutan, musang, elang bondol, dan burung gosong.
Kemudian TWA itu dilengkapi pusat ekologi kupu-kupu, kafetaria dan penginapan standar hotel berbintang yang pembangunannya dibantu Korea Forest Service. ”Tarif kamar penginapannya belum ditentukan, yang jelas ada kamar standar, superior, dan deluxe,” kata Ivan.
Di selatan TWA ini terdapat tujuh gugus pantai di antara Pantai Bile Sayak yang berhadapan dengan Samudra Indonesia, juga merupakan lokasi konservasi penyu lekang dan penyu hijau. Tebing bukit pantai ini umumnya menjadi tempat menarik bagi yang hobi memancing.