MANADO, KOMPAS — Keberadaan terumbu karang di taman laut nasional Bunaken, Manado, Sulawesi Utara, terus terancam sampah dari Teluk Manado. Sampah nyaris tak terkendali meski setiap bulan pemerintah dan otoritas taman laut nasional Bunaken melakukan pembersihan.
Ahli terumbu karang, Andris Kakaskasen Roeroe dan Pahlano Daud, di Manado, Kamis (28/6/2018), menyebut sekitar 40 persen sampah telah menutup sejumlah kawasan terumbu karang di Teluk Manado, termasuk taman laut nasional Bunaken.
Banyaknya sampah itu mengancam kelestarian terumbu karang yang hidup di bawah laut. Sampah juga mengganggu penyelam menikmati keindahan taman laut. ”Sampah-sampah ini selalu ada, padahal upaya pembersihan sering dilakukan,” katanya.
Andris menyebut sampah di bawah laut telah menutup dan mengganggu pertumbuhan terumbu karang. Kerap ditemukan sampah kayu gelondongan yang hanyut di Laut Bunaken. ”Penyelam kini harus zigzag menghindari sampah,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Balai Taman Nasional Bunaken bersama Pemerintah Provinsi Sulut mengangkat 3 ton sampah dari Pulau Bunaken. Taman laut nasional Bunaken adalah wilayah konservasi yang harus dipelihara dan dilestarikan.
Menurut Pahlano Daud, setiap bulan sekitar 1 ton sampah berada di bawah laut Bunaken. Sebagian besar sampah berasal dari Kota Manado.
”Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di laut, terutama warga pesisir,” katanya. Pesisir pantai Manado memanjang 18 kilometer dari Malalayang hingga Tongkaina.
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah mengkhawatirkan dan mendesak di Sulawesi Utara. Apabila tidak dikelola dengan baik berdampak terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan, mencemari tanah, air, dan udara sehingga berdampak pada nilai estetik dan kesehatan manusia.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado Lenda Pelealu mengatakan, pihaknya telah berupaya mencegah pembuangan sampah ke laut dengan melakukan sosialisasi ke warga pesisir. Pemerintah Kota Manado telah menyediakan fasilitas mobil sampah di setiap lingkungan di Manado.
”Setiap hari sampah di kelurahan diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir,” katanya.
Ia menduga sampah berasal dari Minahasa yang mengalir melalui daerah aliran sungai Tondano yang bermuara ke laut. Daerah aliran sungai Tondano tampak kotor dengan sampah plastik terutama di kawasan Pasar Bersehati.
Pahlano dan Andris mengusulkan agar muara di daerah aliran Tondano di kawasan Pasar Bersehati dipasang jaring untuk mencegah sampah ke Teluk Manado dan taman laut Bunaken.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.