MATARAM, KOMPAS — Sebanyak 588 penumpang dari dan ke Bandara Internasional Lombok (Lombok International Airport), Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, terkena dampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyusul erupsi Gunung Agung. Mereka tidak bisa terbang.
Menurut General Manager Bandara Lombok International Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita, Jumat (29/6/2018), di Mataram, pihaknya menerima notice to airmen (notam) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Jumat ini. Isinya, operasi bandara tutup selama 16 jam karena dampak abu vulkanik hasil erupsi Gunung Agung di Bali.
Seluruh maskapai dan penerbangan di Bandara Ngurah Rai dari dan ke berbagai jurusan ditutup sementara setelah penutupan kegiatan operasional Bandara Ngurah Rai yang terdampak abu vulkanik dari erupsi efusif Gunung Agung. Penghentian operasi bandara akan dilakukan selama 16 jam terhitung pada Jumat ini pukul 03.00 Wita sampai dengan pukul 19.00 Wita.
Akibatnya, Bandara LIA tetap beroperasi normal kendati terdampak penutupan sementara Bandara Ngurah Rai. Ada empat penerbangan keberangkatan, Wings Air IW 1851 dan IW 1883, Garuda Indonesia GA 7049, serta Lion Air JT 659, dengan jumlah penumpang 388 pax ditunda. Adapun penerbangan kedatangan oleh Lion Air JT 658 sejumlah 200 pax.
Seorang penumpang, Ahmad Subaidi, mengatakan, seharusnya dirinya menumpang pesawat Wings Air IW 1851 pukul 06.30 Wita dari LIA menuju Bandara Ngurah Rai, kemudian melanjutkan penerbangan ke Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Lion Air pukul 11.20 Wita.
”Dari petugas Lion Air, penumpang diminta memilih, mau refund atau reschedule. Saya memilih reschedule,” ujar Subaidi. Ia akhirnya bisa terbang dengan rute Lombok-Makassar hari ini pukul 15.55 Wita dengan pesawat Lion Air JT 0840.
”Kami terus memantau, meng-update, dan koordinasi dengan instansi terkait perkembangan terkini keamanan penerbangan,” ucap Ardita.