UNGARAN, KOMPAS Pemulihan Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ditargetkan rampung tahun 2020 dengan total biaya Rp 2 triliun. Rawa Pening akan difungsikan sebagai waduk alami dengan kapasitas tampung 50 juta meter kubik. Hal itu diharapkan mengatasi persoalan kekeringan dan ketersediaan air minum daerah di sekitarnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno, Jumat (29/6/2018), di Semarang, mengatakan, hingga akhir 2017 sekitar 200 hektar rawa penuh eceng gondok dibersihkan. Pemerintah menambah alat berat berbagai jenis guna mempercepat pembersihan eceng gondok. Cepatnya perkembangbiakan eceng gondok menjadi kendala utama pemulihan Rawa Pening.
”Prioritas kini pada pembersihan eceng gondok dan pembuatan tanggul atau sempadan di sekitar danau,” katanya.
Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, luas Rawa Pening terus menyusut dari 2.670 hektar (ha) pada 2002 menjadi 1.850 ha pada 2015. Dari luasan yang tersisa, 70 persen (820 ha) penuh eceng gondok. Rawa Pening merupakan satu dari 15 danau yang akan direvitalisasi pemerintah.
Ruhban menjelaskan, waduk alami Rawa Pening diyakini strategis mengatasi masalah kekeringan serta ketersediaan air minum daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Semarang, Purwodadi (Grobogan), dan Kota Semarang. Kapasitas tampung air Rawa Pening 50 juta meter kubik.
”Kapasitas waduk alami Rawa Pening dua kali lebih besar dari Waduk Jatibarang (Kota Semarang) dan Logung (Kabupaten Kudus). Namun, prosesnya tidak mudah,” katanya.
Masalah sosial
Akan ditetapkan zonasi wilayah di Rawa Pening. Antara lain untuk kerajinan eceng gondok, budidaya keramba, dan pariwisata. Menurut Ruhban, tantangan mewujudkan zonasi wilayah adalah kesiapan warga untuk menerima perubahan dan pengaturan. Pemerintah harus melakukan sosialisasi dan edukasi ke warga sekitar. Banyak investor kini melirik potensi Rawa Pening.
”Seluruh proyek revitalisasi akan dikerjakan pemerintah pusat. Pemerintah kabupaten harus bisa mengatasi persoalan sosial yang muncul,” katanya.
Kajian pembangunan sempadan selesai akhir 2018. Nantinya sempadan bisa menampung air pasang hingga ketinggian 50 meter.
Biaya menghidupkan kembali waduk alami Rawa Pening sekitar Rp 2 triliun. Hal itu mengacu pada biaya pembangunan Waduk Jatibarang dan Logung yang berkapasitas 20 meter kubik, yakni Rp 800 miliar. Nantinya sempadan juga berfungsi menutup jalur material sedimentasi dari enam anak sungai yang bermuara ke Rawa Pening.
Peneliti dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro, Semarang, Tri Retnaningsih Soeprobowati, menuturkan, Danau Rawa Pening mengandung nitrogen dan fosfor tinggi. Zat itu berasal dari pupuk pertanian, perikanan, dan limbah rumah tangga di sekitar Rawa Pening yang mengalir lewat anak sungai. Akibatnya, pertumbuhan eceng gondok tak terkontrol.
Sebelumnya, Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, wisata terpadu tengah digarap. Rawa Pening akan terhubung dengan destinasi wisata lain, seperti Bukit Cinta, Museum Kereta Api, dan Candi Gedongsongo. Ini membutuhkan tambahan satu dermaga dan stasiun kereta api di sekitar Dermaga Sumurup, Bawen.