SIMALUNGUN, KOMPAS Hingga hari ke-12 pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, tim SAR gabungan belum bisa mengangkat jenazah korban dari dasar danau. Untuk itu, disiapkan alat penangkap visual obyek bawah air dilengkapi dengan lengan robotik.
Kamis (28/6/2018) pukul 12.39, tim SAR gabungan yang dipimpin Badan SAR Nasional (Basarnas) mendeteksi obyek berupa jenazah manusia, sepeda motor, dan bagian KM Sinar Bangun. Titik itu di 4,3 km arah barat daya dari Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, alat penangkap visual obyek bawah air (remotely operated vehicle/ROV) yang digunakan saat ini menangkap visual, tetapi tak bisa mengevakuasi.
”Kami berupaya mencari ROV yang dilengkapi dengan lengan sehingga bisa memotong tali atau mengangkat jenazah. KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang mencari,” kata Nugroho, Jumat (29/6).
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko mengatakan, untuk digunakan sebagai alat bantu evakuasi, diperlukan dua ROV berlengan. Jumat pagi, pihaknya meminjam dua ROV Kementerian Kelautan dan Perikanan yang akan dipasang dengan robot dari Singapura.
Namun, saat diuji coba, satu ROV rusak. ”Langsung diperbaiki, mudah-mudahan bisa segera dibawa ke sini (Danau Toba). Untuk robot, kami upayakan secepatnya didatangkan dari Singapura. Butuh koordinasi antarnegara,” katanya.
Haryo menambahkan, ROV berlengan diharapkan lebih efektif dalam mengangkat jenazah di dasar danau ketimbang jaring pukat harimau.
Dari pantauan, Jumat, kapal Dosroha 05.1 yang mengangkut ROV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi beroperasi di titik yang terdeteksi terdapat bangkai KM Sinar Bangun. Sementara feri Sumut I dan II bersandar di Pelabuhan Simanindo, Samosir.
Kepala Basarnas Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, sempat ada kendala kabel ROV terkait tali KM Sinar Bangun, tetapi perlahan teratasi. ”Hingga malam hari, kami akan tetap beroperasi karena cuaca bagus,” kata Budiawan.
Evakuasi jenazah
Nugroho mengemukakan, bangkai KM Sinar Bangun ada pada kedalaman 420 meter, sedangkan jenazah pada kedalaman 453-455 meter. Berdasarkan hasil tangkapan visual ROV, ada sekitar 10 jenazah di dasar danau. Evakuasi jenazah diutamakan.
Menurut Nugroho, ada kemungkinan perpanjangan masa pencarian. Saat ini, masa pencarian ditetapkan hingga Sabtu (30/6). ”Kalau dibutuhkan, akan diperpanjang,” katanya.
Bupati Simalungun JR Saragih menyatakan, penggunaan alat evakuasi harus diperhatikan betul. Pihaknya sepakat untuk tidak tergesa-gesa dalam pengangkatan jenazah. Dengan jaring pukat harimau, jenazah dikhawatirkan tidak utuh saat sampai permukaan.
Marsudi (50), ayah Fitri Wulandari (18) yang dilaporkan hilang, mengatakan sudah ikhlas. ”Kami tentu berharap jenazah bisa diangkat, apalagi kemarin Basarnas sudah menemukan kapal di dasar danau. Namun, apa pun itu, kami sudah ikhlas,” kata warga Simalungun tersebut.
KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (18/6). Hingga kini, 164 orang dilaporkan hilang, 21 orang selamat, dan tiga orang tewas.