Kru Kapal Cepat Diperiksa, Korban Selamat Menjadi 14 Orang
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
NUNUKAN, KOMPAS - Pencarian korban tabrakan perahu cepat di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Nunukan, Kalimantan Utara, dilanjutkan, Senin (2/7/2018).
Empat korban hilang belum ditemukan, sedangkan korban selamat menjadi 14 orang, setelah satu nama lagi diketahui, yakni Bakkaraeng (42), kru kapal cepat tersebut.
Hingga Minggu (1/7/2018) nama Bakkareng tidak masuk dalam nama-nama korban selamat yang berjumlah 13 orang, seperti yang disampaikan pihak Polres Nunukan maupun Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A (Basarnas) Balikpapan.
Namun pada Senin ini, nama Bakkaraeng masuk dalam daftar korban selamat, sehingga korban selamat menjadi 14 orang. Dengan demikian jumlah penumpang dalam perahu cepat yang bertabrakan dengan perahu cepat lain, Jumat malam lalu, menjadi 24 orang.
“Yang bersangkutan diketahui selamat, setelah dilaksanakan pengecekan data-data korban pada H+3,” ujar Octavianto, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan, Senin.
Bakkaraeng, yang beralamat KTP di Sebatik, Nunukan ini, awalnya dilaporkan ditahan di Polsek Sebatik Timur, Nunukan. Informasi ini dibenarkan oleh Kapolres Nunukan Ajun Komisaris Besar Jepri Yuniardi. Disampaikannya, Bakkaraeng tidak kabur setelah insiden tabrakan tersebut. “Sudah diamankan, untuk dilakukan pemeriksaan di Polres,” kata Jepri, saat dihubungi.
Hingga Senin malam, masih empat korban yang dicari, yakni Solin Kelen (23), Celin Waton (4), Bastian (60), serta Olong-pengemudi speedboat. Pencarian oleh tim SAR gabungan, dibantu pihak Malaysia, karena lokasi kejadian merupakan perairan wilayah perbatasan. Sejauh ini, ada enam orang yang ditemukan meninggal.
Jumat malam lalu, dua perahu cepat yang tak berlampu bertabrakan di perairan Sei Nyamuk, Sebatik, Nunukan, yang merupakan perairan perbatasan. Perahu cepat yang melaju dari Tawau ke Sebaik, dan berbahan fiber ini, pecah. Seluruh penumpang, yang sebagian besar TKI ilegal, tercebur ke laut.
Sementara speedboat satunya, yang berbahan plywood, tidak pecah, namun malah langsung tancap gas memasuki perairan wilayah Tawau, Sabah, Malaysia.
“Saya yakin kedua speedboat itu ilegal. Kalau tidak ilegal, perahu cepat yang satu tentu memberi pertolongan,” kata Masjidil, tokoh masyarakat di Pulau Sebatik, Nunukan.