BANTUL, KOMPAS Wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta diminta mewaspadai arus retas di pantai-pantai tersebut. Arus retas, yang bergerak dari pantai ke laut lepas, berpotensi menyebabkan kecelakaan laut yang bisa menewaskan wisatawan.
Kejadian terbaru kecelakaan laut terjadi di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu (1/7/2018) sekitar pukul 17.00. Dalam peristiwa itu, dua wisatawan asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terseret arus hingga tenggelam.
Koordinator SAR Kabupaten Bantul Muhammad Arif Nugraha mengatakan, dua korban tersebut adalah Ismulmaulid Bali Muhammad (13) dan Mansur (25). Mereka berdua berasal dari Desa Condong Campur, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara.
”Korban atas nama Mansur sudah ditemukan pada Senin (2/7) sekitar pukul 17.00 dalam kondisi meninggal. Sementara satu korban lain belum ditemukan,” kata Arif, Senin petang.
Pencarian dilanjutkan
Arif menambahkan, karena masih ada satu korban yang belum ditemukan, tim SAR akan terus melanjutkan upaya pencarian. Pencarian melibatkan 136 personel dari berbagai instansi, misalnya SAR Kabupaten Bantul, Badan SAR Nasional Yogyakarta, Direktorat Polisi Air Polda DIY, dan TNI Angkatan Laut.
Guru Besar Geomorfologi Pantai Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sunarto mengatakan, kecelakaan laut di pantai selatan di DIY sering kali terjadi karena adanya arus retas (rip current). Arus retas merupakan arus air di permukaan yang bergerak dari pantai menuju laut lepas. Selama ini, oleh masyarakat awam, fenomena arus retas di pantai selatan DIY ini kerap disebut dengan istilah palung.
Sunarto menuturkan, berdasarkan penelitian Fakultas Geografi UGM, terdapat 14 lokasi arus retas di sepanjang pantai selatan DIY mulai dari Kabupaten Kulon Progo hingga Bantul. Dia menambahkan, lokasi arus retas itu berpindah-pindah mengikuti pergerakan angin monsun atau angin musim. ”Saat angin monsun bergerak dari timur ke barat, lokasi rip current juga bergeser pelan-pelan dari timur ke barat,” katanya.
”Keberadaan arus retas bisa juga diamati dari arah gerakan buih air laut. Kalau buih menuju ke laut lepas, biasanya di situ terdapat arus retas,” ujarnya.