MALANG, KOMPAS — Embusan angin di wilayah Malang, Jawa Timur, meningkat dalam dua hari terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat yang beraktivitas di luar ruang agar waspada akan kemungkinan pohon tumbang, termasuk mereka yang beraktivitas di laut.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Malang Anung Suprayitno, Kamis (5/7/2019), mengatakan, saat ini kecepatan angin di Malang dan sekitarnya rata-rata di atas 10 knot (18,5 kilometer per jam). Penyebabnya, akibat pola tekanan rendah di perairan pantai barat Sumatera dan badai tropis Maria di timur Filipina.
”Kondisi ini menyebabkan terjadinya beda tekanan antara Benua Australia dan sekitar Asia sehingga tarikan angin dari selatan menjadi kencang,” ujarnya. Menurut Anung, kondisi ini baru muncul dua hari lalu dan akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
”Kalau dari sisi cuaca cerah. Yang perlu diwaspadai adalah dominan angin kencang di daerah permukiman dan pinggir jalan. Pepohonan rapuh harus diwaspadai. Nelayan di pesisir selatan juga harus diwaspadai karena potensi tinggi gelombang bisa mencapai 3 meter lebih,” katanya.
Di wilayah Malang Raya sendiri, sepanjang Kamis siang, dikabarkan ada dua titik dahan pohon patah, salah satunya di Jalan Mawar, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Tidak ada korban jiwa dan material dalam peristiwa ini. Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu langsung menyingkirkan dahan yang menutup jalan.
Sementara itu, nelayan Pantai Sendangbiru, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Budi Ismianto, membenarkan ada peningkatan kecepatan angin. Namun, hal itu belum berpengaruh terhadap aktivitas nelayan setempat. Nelayan masih melaut seperti biasa tetapi lebih waspada.
Hasil ikan tangkapan nelayan sendiri masih normal. Sebuah kapal bisa membawa pulang ikan campur lebih dari 1 ton per hari. Begitu pula harga ikan masih stabil. Saat ini harga tuna mencapai Rp 50.000 per kilogram, baby tuna Rp 20.000, dan cakalang Rp 17.000 per kilogram.