KUPANG, KOMPAS — Potensi anak jangan dihambat, apa pun alasannya. Setiap anak memiliki kepribadian unik dengan bakat dan talenta masing-masing. Orang dewasa, seperti orangtua, guru, dan lingkungan, bertanggung jawab menggali dan mengembangkan sesuai talenta yang Tuhan berikan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, ketika membuka jambore Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) V dari Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Kupang, Kamis (5/7/2018), mengatakan, anak tidak melulu dididik melalui jalur formal. Transfer ilmu pengetahuan juga dapat disalurkan melalui kegiatan keagamaan, termasuk kegiatan jambore.
”Jangan hambat potensi anak yang sedang tumbuh kembang. Jambore merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan anak di bidang rohani dan ilmu pengetahuan. Mereka masih butuh dukungan, bimbingan, dan arahan dari orangtua dan orang sekitarnya untuk berkembang. Ciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi perkembangan mental dan talenta anak,” kata Yembise.
Di hadapan 1.500 peserta jambore, guru, pembina rohani, dan perwakilan orangtua, Yembise mengatakan, tanggung jawab pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat tidak sebatas memberikan pendidikan formal, tetapi juga menciptakan kondisi aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak dan remaja. Anak harus diberi peluang untuk mengembangkan diri.
Banyak anak dan remaja saat ini sangat menggandrungi gawai. Sebagian besar waktu, termasuk waktu bermain, tersita oleh gawai. Ada hal positif dari sarana ini, tetapi juga membawa hal negatif kalau tidak dimanfaatkan secara positif. Peran serta orangtua, guru, dan lembaga masyarakat, termasuk gereja, sangat penting untuk mengarahkan dan membimbing anak dan remaja.
Lembaga keagamaan memiliki peran penting bagaimana membimbing dan mengarahkan anak dan remaja dengan menanamkan nilai-nilai positif kepada mereka. Pengembangan diri melalui kegiatan-kegiatan rohani, sosial, ilmu pengetahuan, dan pemahaman tentang teknologi informasi saat ini mendesak untuk dipahami mereka.
Ketua Sinode GMIT Kupang Pdt Mery Kolimon mengatakan, tema jambore anak dan remaja tahun ini, ”Anak GMIT Citra Kristus”. Delapan paket pembinaan yang diberikan antara lain paket talenta, yakni berani bicara di depan publik, suka berhitung, melihat dunia melalui teknologi internet, suka musik, suka peduli, cinta alam, dan kelas spiritual. Paket jelajah alam, paket jambore berupa pentas seni budaya, pameran hasil karya, tur kebinekaan, alat bermain, konsolidasi, dan pelayanan.
Panitia mengelompokkan anak-anak, sesuai bakat dan minat. Kegiatan berlangsung selama empat hari sejak Kamis (5-8/7/2018).
Anak -anak diberi ruang untuk mengembangkan minat, bakat, dan hobi masing-masing peserta melalui berbagai kegiatan. Hal ini ditindaklanjuti dengan sikap memberi apresiasi atas keberhasilan pribadi dan teman entah secara kelompok atau perseorangan.
Hasil kegiatan ini dicatat pembina (pembimbing) kemudian diteruskan kepada orangtua dan guru di sekolah untuk dilanjutkan.