PONTIANAK, KOMPAS - Investor China berinvestasi pada sejumlah bidang usaha di Kalimantan Barat dengan total nilai investasi Rp 1,64 triliun. Investasi itu antara lain usaha pertanian, industri kayu, dan energi.
Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kalimantan Barat Kornelius, Kamis (5/7/2018), mengatakan, investasi itu berlokasi di Kabupaten Ketapang. Ada 11 perusahaan yang berinvestasi di 11 bidang usaha, antara lain pertanian, industri kayu, dan energi.
”Semua investasi itu berada dalam kawasan industri. Izin prinsipnya sudah sejak 2015. Sekarang realisasi investasi dimulai. Setiap bidang usaha membangun infrastruktur dasarnya di kawasan industri di Ketapang. Tahun ini diperkirakan ada yang mulai produksi,” kata Kornelius.
Investasi yang nilainya paling besar yakni pengolahan dengan bidang usaha industri mesin dan perkakas mesin untuk pengerjaan logam. Total investasi untuk sektor industri pengolahan Rp 468,16 miliar.
Adanya sejumlah investasi tersebut, diharapkan dapat semakin meningkatkan perekonomian daerah. Apalagi, investasi ini secara keseluruhan akan menyerap tenaga kerja dalam negeri 1.655 orang. Tenaga kerja dalam negeri diutamakan daripada tenaga kerja asing yang hanya 28 orang.
Soal tenaga kerja asing
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak, Eddy Suratman menilai, masuknya investasi China ke Kalbar artinya mereka masih melihat adanya potensi dalam jangka panjang di Kalbar untuk meraup keuntungan. Potensi itu lebih pada sumber daya alam (SDA), misalnya untuk bahan baku industri kayu.
Namun, yang harus diperhatikan jangan sampai tenaga kerja asing lebih banyak daripada tenaga kerja dalam negeri. Investasi itu akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat jika banyak menyerap tenaga kerja lokal.
”Untuk beberapa posisi yang memang tidak bisa diisi oleh masyarakat Kalbar, tidak menjadi masalah diisi tenaga kerja luar. Namun, tentu masih banyak posisi yang masih bisa diisi oleh penduduk Kalbar sehingga mereka bisa menikmati keberadaan investasi di daerah mereka,” kata Eddy.
Kalbar terus menjadi tujuan investasi, terutama sektor primer. Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalbar, realisasi investasi di Kalbar periode Januari- Maret 2018 secara keseluruhan mencapai Rp 3,16 triliun atau 16,81 persen dari target nasional tahun 2018 sebesar Rp 18,8 triliun. Realisasi investasi tersebut didominasi sektor primer tanaman pangan dan perkebunan. (ESA)