Rekapitulasi suara pilkada di Makassar dalam pengawasan yang ketat. Bahkan, di KPU Kabupaten Talaud, Sulut, warga terus gelar demo.
MAKASSAR, KOMPAS - Pleno terbuka rekapitulasi penghitungan dan penetapan hasil pemilihan gubernur Sulawesi Selatan dan wali kota Makassar di Komisi Pemilihan Umum setempat berjalan alot. Sejak Kamis (5/7/2018) siang hingga malam belum juga tuntas. Adanya lembar DA-1 yang tercecer, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Tamalete yang buron, dan protes saksi pasangan calon membuat rekapitulasi berjalan alot.
Hingga pukul 21.30 Wita, masih dilakukan rekapitulasi penghitungan perolehan suara gubernur dan wakil gubernur. Adapun rekapitulasi penghitungan perolehan suara untuk pemilihan wali kota Makassar belum dilakukan.
”Kami akan lihat situasi. Jika memungkinkan, kami akan melanjutkan rekapitulasi hasil pemilihan wali kota. Namun, jika tidak, kami akan lanjutkan besok (Jumat) karena ada beberapa persoalan, di antaranya ada lembar DA-1 dari Kecamatan Bontoala yang tercecer dan masih dicari. Ada pula soal ketua PPK yang buron,” kata Koordinator Divisi Teknis KPU Kota Makassar Abdullah Masyur.
Seperti diberitakan, Ketua PPK Tamalate diduga mengalihkan banyak suara pendukung kotak kosong ke calon tunggal Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi dengan mengubah form C1 KWK.
Kemarin sempat terjadi debat panjang antara saksi pasangan calon Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar dan KPU. Mereka menolak kehadiran Panwascam dari 15 kecamatan di Makassar yang diundang KPU dengan alasan bertentangan dengan PKPU. Namun, KPU menolak. Di Tamalate, data yang tak sesuai membuat pembahasan alot dan harus membuka data per kelurahan.
Di Makassar terdapat 15 kecamatan dengan lebih dari satu juta pemilih yang mencoblos di 2.670 TPS. Berdasarkan penghitungan suara untuk empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, pasangan Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman unggul daripada calon lain.
Penjagaan ketat dan pengerahan pasukan mewarnai proses rekapitulasi. Pantauan di lokasi menunjukkan, pasukan polisi bersenjata lengkap, aparat TNI, dan pengamanan internal KPU Makassar tersebar di sekitar lokasi rekapitulasi. Kendaraan taktis, kawat berduri, dan anjing pelacak melengkapi pengamanan. Rekapitulasi dilaksanakan di salah satu hotel di jalan Taman Makam Pahlawan.
Sejumlah akses ke lokasi ditutup dan dijaga ketat. Penjagaan dilakukan berlapis mulai dari jalan-jalan masuk ke lokasi, gerbang hotel, pintu masuk hotel, hingga pintu ruangan. Hanya orang bertanda pengenal khusus yang dikeluarkan KPU Kota Makassar yang bisa melewati penjagaan. Pemeriksaan barang bawaan dilakukan ketat dan setiap orang harus melalui alat pendeteksi logam. ”Kami mengerahkan sekitar 2.400 anggota dibantu 800-an aparat TNI. Mereka tak hanya menjaga di area rekapitulasi, tapi juga disebar di sejumlah titik rawan,” ujar Kapoltabes Makassar Kombes Irwan Anwar.
Demo tiga hari
Polisi menjamin keamanan pasca-pilkada di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, termasuk mengamankan pleno penghitungan suara oleh KPU. Polisi sempat menahan beberapa orang dan menyita sejumlah
senjata tajam dari pelaku demo di kantor KPU.
Kepala Polres Kabupaten Talaud Ajun Komisaris Besar Denny Situmorang, saat dihubungi, Kamis, berharap masyarakat tenang sampai penghitungan suara oleh KPU Talaud selesai. ”Kalau mau gugat hasil pleno silakan, jangan berdemo anarkistis,” katanya.
Pilkada Kabupaten Talaud diikuti empat pasangan calon. Dari hasil hitung cepat, pasangan Elly Lasut-Mochtar Parapaga yang diusung Partai Nasdem, PKPI, dan Gerindra meraih 38,82 persen. Pasangan bupati petahana Sri Wahyuni Manalip dan Gunawan Talenggoran dari jalur perseorangan meraih 25,38 persen. Welly Titah-Herber Pasiak dari PDI-P meraih 27,89 dan Handri Pieter Poae- Clartje Awulle, jalur perseorangan, 8,09 persen.
Kemenangan Elly-Mochtar mengundang aksi demo di KPU Talaud sejak Selasa hingga Kamis. Saat berdemo, Rabu lalu, massa bentrok dengan polisi. Sejumlah warga luka, dua orang luka di bagian perut, diduga terkena peluru karet petugas.
Koordinator demo, Hariono Bawonset, meyakini terjadi penggelembungan suara di sejumlah TPS. TPS di Kelurahan Beo Barat, Kecamatan Beo, jumlah pemilih tetap 375 orang, tetapi daftar pemilih saat pilkada 585 orang. (REN/ZAL)