Kelebihan penumpang menjadi salah satu alasan menjerat operator dalam kasus kandasnya Kapal Motor Penyeberangan Lestari Maju. Namun, sejauh ini belum satu pun jadi tersangka.
SELAYAR, KOMPAS Menjelang sepekan setelah kandasnya Kapal Motor Penyeberangan Lestari Maju di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, belum ada pihak yang diputuskan bertanggung jawab. Polisi masih memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut penyebab pasti kasus ini, tetapi belum ada yang menjadi tersangka.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Selayar Inspektur Satu Arham Gusdiar mengatakan, penanganan kasus KMP Lestari Maju dipusatkan di Kepolisian Daerah Sulsel. Pada Minggu (8/7/2018), pihaknya membawa nakhoda kapal berinisial AS dan pemilik kapal berinisial HY ke Polda Sulsel di Makassar.
”Saksi yang kami periksa berjumlah 21 orang. Sebelumnya hanya nakhoda dan pemilik kapal. Sekarang, kami juga meminta keterangan dari anak buah kapal dan penumpang yang selamat,” ujar Arham.
Menurut Arham, pemeriksaan masih dilakukan guna memperdalam keterangan saksi dan memeriksa kelengkapan dokumen kapal. Otoritas terkait, seperti syahbandar dan dinas perhubungan, akan diperiksa pihak Polres Bulukumba.
Selasa (3/7), KMP Lestari Maju bertolak dari Pelabuhan Bira, Bulukumba, menuju Pelabuhan Pamata, Selayar. Kapal ini lantas kandas di perairan Pa’badilang. Berdasarkan data Polres Selayar, jumlah korban jiwa mencapai 36 orang,(Kompas, 4/7).
Kepala Polres Selayar Ajun Komisaris Besar Syamsu Ridwan mengatakan, saat berlayar, kapal diduga tidak sesuai prosedur. Dalam manifes, hanya tercatat 139 penumpang dan 48 kendaraan.
Padahal, data dari Polres Selayar, korban tewas 36 orang dan korban selamat 166 orang. Artinya, ada 202 penumpang menaiki kapal naas itu. Selain manifes tidak sesuai dengan jumlah penumpang, tidak ada juga peringatan saat kecelakaan terjadi.
Tidak hanya itu, dokumen keselamatan pengawakan minimum kapal yang dulunya sebagai pengangkut barang ini sudah berakhir pada 25 Juni 2018. Namun, kapal berusia 29 tahun itu masih berlayar pada 3 Juli lalu.
Kabid Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani mengatakan, status tersangka belum ditetapkan. Masih ada sejumlah pihak yang akan dimintai keterangan terkait kasus ini. ”Ada indikasi kelalaian. Jumlah penumpang tidak sesuai dengan manifes,” ujarnya.
Namun, Syahbandar Pelabuhan Bira Kuat Maryanto menyatakan, kapal sudah laik jalan. Dokumen perjalanannya pun sudah lengkap. ”Saat kejadian, cuacanya juga teduh, bagus. Kami sudah memeriksa kelengkapan keselamatan, seperti 260 jaket keselamatan dan 8 pelampung bundar,” ujarnya.
Pencarian nihil
Pencarian korban hilang berakhir pada Minggu petang. Hingga saat itu, hanya jenazah Aditya, bocah berumur setahun, diduga penumpang KMP Lestari Maju, yang belum ditemukan. Dari hasil pencarian terakhir, tim SAR gabungan hanya menemukan sebuah tas berisi berbagai alat komunikasi.
Kepala Kantor SAR Makassar Amiruddin mengatakan, segala upaya telah dilakukan untuk mencari korban warga Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel, itu. Sebanyak 20 penyelam telah berupaya menyisir hampir seluruh bagian dalam kapal yang tenggelam sedalam 4 meter tersebut.
Tubuh Aditya diduga terjebak di sana. Ibunya, Ningsih (25), serta dua kakaknya, Haidir (2) dan Angel (8), sudah ditemukan dalam keadaan tewas. Tim SAR gabungan juga menyisir di permukaan laut sekitar kapal serta dari udara dengan menggunakan helikopter. ”Banyak informasi yang masuk terkait keberadaan korban. Namun, semuanya tidak benar. Saya mendapat tujuh informasi bohong. Jadi, kami terus mencari di sekitar lokasi kandasnya kapal,” ujar Amiruddin.
Menurut dia, arus kuat dan bagian dalam kapal yang dipenuhi pelat besi rapuh dan kendaraan menjadi kendala pencarian. Penyelam harus berhati-hati saat arus kuat karena kendaraan atau pelat besi tersebut rentan menghantam tubuhnya.
Terkait keberadaan mobil, truk, dan bus yang masih terjebak dalam kapal, kata Amiruddin, pihaknya hanya bertanggung jawab mencari korban KMP Lestari Maju. ”Untuk mengeluarkan kendaraan dari dalam kapal, berisiko tinggi,” ujarnya. Pattah (38), sopir truk yang juga penumpang yang selamat, berharap truknya dapat dievakuasi. (IKI)