SURABAYA, KOMPAS — Bank Mayapada memberikan hibah berupa dua bus tingkat dan beasiswa pendidikan sebesar Rp 5 miliar kepada Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/7/2018). Hibah itu diserahkan langsung oleh filantrop Indonesia yang juga Ketua Tahir Foundation Dato’ Sri Tahir kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Risma mengatakan, dua bus tingkat dengan kapasitas 75 penumpang itu menurut rencana akan dioperasikan untuk jalur barat-timur sepanjang 31 kilometer. Bus akan dioperasikan pada awal Agustus dan hanya menerima pembayaran berupa sampah plastik, sama seperti bus Suroboyo.
Adapun target penumpang ialah mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Rute bus ini akan melewati tiga perguruan tinggi negeri di Surabaya, yakni Unesa-Joyoboyo-Unair-ITS.
”Kami harapkan bisa dimanfaatkan mahasiswa agar tingkat kecelakaan mahasiswa turun. Sayang jika saat berangkat kuliah tiba-tiba terkena musibah kecelakaan,” ucapnya.
Hibah beasiswa pendidikan sebesar Rp 5 miliar, lanjut Risma, akan digunakan untuk membantu warga yang putus sekolah. ”Pemberian beasiswa Rp 5 miliar ini untuk kedua kalinya karena Dato’ Sri Tahir pernah memberikan beasiswa Rp 5 miliar yang digunakan untuk membiayai sekolah pilot dan teknisi pesawat,” katanya.
Pemberian beasiswa Rp 5 miliar ini untuk kedua kalinya karena Dato’ Sri Tahir pernah memberikan beasiswa Rp 5 miliar yang digunakan untuk membiayai sekolah pilot dan teknisi pesawat.
Risma mengemukakan, di Surabaya saat ini hanya siswa SD dan SMP yang tidak dipungut biaya sekolah. Mereka bisa bersekolah tanpa harus membayar, bahkan murid-murid mendapatkan bantuan fasilitas penunjang secara gratis dari Pemkot Surabaya.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi siswa SMA/SMK. Sejak dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada awal 2017, SMA/SMK di Surabaya tidak lagi gratis. Mereka harus membayar biaya SPP mulai dari Rp 135.000 per bulan hingga Rp 215.000 per bulan. Bantuan makan siang gratis dan alat sekolah juga sudah tidak bisa lagi diberikan oleh Pemkot Surabaya.
Akibatnya, sejumlah orangtua murid mengadu dan meminta bantuan sekolah kepada Risma. Mereka yang berasal dari golongan keluarga kurang mampu merasa berkeberatan untuk membayar biaya sekolah anak karena kebutuhan hidup yang sudah cukup tinggi di ”Kota Pahlawan”. ”Saya tidak ingin ada siswa SMA/SMK yang putus sekolah,” kata Risma.
Selain untuk membantu anak putus sekolah, hibah dari Mayapada itu juga akan digunakan untuk memberikan beasiswa di tingkat perguruan tinggi. Bahkan, saat ini, pihaknya sudah bekerja sama dengan Universitas Surabaya untuk menampung anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi karena terbentur biaya.
”Setelah lulus dari bangku perkuliahan, mereka bisa ditampung bekerja di sejumlah perusahaan karena Universitas Surabaya sudah menjalin kerja sama dengan 16 perusahaan,” ujar Risma.
Tahir mengatakan, bantuan itu salah satu bentuk kepedulian dirinya sebagai warga Surabaya. Dia berharap, bantuan yang diberikan bisa bermanfaat untuk semua warga Surabaya yang membutuhkan. ”Saya selalu diingatkan oleh Bu Risma bahwa saya ini ’Arek Suroboyo’,” ucap Tahir.