Mahasiswa Unsoed Purwokerto Demo Tolak Uang Pangkal
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Lebih dari 200 mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, menggelar aksi damai di Gedung Rektorat untuk menolak uang pangkal, Kamis (12/7/2018).
”Mahasiswa jalur mandiri yang kurang beruntung di jalur SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) dan SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) itu tidak bisa masuk Unsoed karena uang pangkalnya tinggi,” ujar koordinator aksi Rachman Sidiq, Kamis, di depan Gedung Rektorat.
Sidiq mengatakan, nominal uang pangkal sudah keterlaluan, minimal Rp 5 juta sampai Rp 300 juta. ”Ini juga berindikasi adanya pungli,” ucapnya.
Wakil Rektor II Bidang Keuangan, SDM, dan Umum Unsoed Hibnu Nugroho menyampaikan, uang pangkal itu memang diperuntukkan bagi mahasiswa dari jalur mandiri. ”Uang pangkal itu kami mendasarkan pada Kemenristekdikti, bahwa dalam rangka pengelolaan pendidikan, PTN boleh mengikutsertakan masyarakat untuk pendidikan,” katanya.
Hibnu menyebutkan, besarnya uang pangkal disesuaikan dengan kebutuhan setiap fakultas dan nantinya uang itu dipergunakan untuk mengembangkan prestasi mahasiswa. ”Besarannya variatif. Kalau memang tidak mampu, bisa mengisi nol. Tapi bagi yang mampu, bisa lebih dari yang ditentukan, dalam grade fakultas,” lanjutnya.
Hibnu menyampaikan, Keputusan Rektor Unsoed Nomor 945/UN23/PP.01.00/2018 tentang Penarikan Uang Pangkal bagi Mahasiswa Baru Program Sarjana, Program Diploma, dan Kelas Internasional yang Diterima melalui Seleksi Jalur Mandiri mulai Tahun Angkatan 2018/2019 berdasarkan pada Permenristekdikti Nomor 39 Tahun 2017 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kemenristekdikti.