Sejak tahun 2010, diberlakukan pembatasan kendaraan yang melintasi Jembatan Ampera, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Saat ditemukan 6.000 titik retakan pada pelat lantai Jembatan Ampera, Mei lalu, ketentuan itu tetap berlaku.
Jembatan yang melintang di atas Sungai Musi itu dibangun sejak 1962 dengan dana pampasan perang dari Jepang sekitar 2,5 miliar yen. Tahun 1965, jembatan selesai dibangun dan diresmikan tahun 1966 oleh Jenderal AH Nasution. Bagian tengah jembatan bisa diangkat sampai setinggi sekitar 32 meter. Panjangnya 1.177 meter dan lebar 22 meter. Tinggi dua menara di kedua sisinya 63 meter.
Sampai tahun 1972, warga Palembang masih sering melihat bagian tengah jembatan naik-turun. Jembatan Ampera yang sebelumnya disebut Jembatan Soekarno itu pada 1973 macet dan tak bisa diturunkan setelah satu kapal melewatinya. Jembatan itu pun tergantung sekitar 2,5 jam dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas darat. Setahun sebelumnya, jembatan sudah tak dinaik-turunkan seiring dengan berhentinya produksi batubara di Tanjung Enim. Lalu lintas darat relatif lancar.
Hingga 1981, perbaikan Jembatan Ampera tak kunjung terlaksana. Beberapa bagian di tiang menara keropos dimakan karat. Namun, Dinas Pekerjaan Umum Sumsel menyatakan, kerusakannya belum membahayakan dan fondasinya masih kuat. Sementara kendaraan yang melintasi jembatan semakin padat, sekitar 32.000 unit per hari (Kompas, 26/5/1981). Hal ini menjadi salah satu pertimbangan saat pemerintah memperbaiki dan mengubahnya menjadi jembatan tetap. Sejak tahun 1980-an, Jembatan Ampera tak lagi berfungsi sebagai jembatan gerak. Berdasarkan survei, lima menit saja lalu lintas darat distop, antrean kendaraan mencapai sekitar 1 kilometer.
Keberadaan Jembatan Ampera menarik sebagian orang untuk mendirikan bangunan liar di sekitarnya. Tahun 1990, saat berusia 25 tahun, tiang jembatan di dalam air keropos. Sebelum bisa memperbaiki fisik jembatan, pemerintah harus mengerahkan petugas untuk merobohkan bangunan liar itu.
Sampai sekarang, Jembatan Ampera tetap berdiri kokoh, menemani warga Palembang dan atlet yang akan berpesta dalam Asian Games Ke-18 yang berlangsung 18 Agustus-2 September 2018 di Jakarta dan Palembang.