Masih Banyak Pekerjaan Rumah untuk NTT
Nusa Tenggara Timur memiliki potensi luar biasa, tetapi potensi ini mensyaratkan sumber daya manusia andal untuk mengelolanya. Untuk itu, perlu transformasi SDM yang andal dan profesional. Membangun NTT pun tidak hanya inisiatif pemerintah, tetapi juga semua komponen.
Setidaknya itulah keyakinan CEO Lippo Group James Riady yang diungkapkan pada syukuran akhir masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT di Kupang, Jumat (13/7/2018).
”Karena itu, saya mulai dengan membangun sekolah, rumah sakit, kemudian sektor pengembangan ekonomi berupa hadirnya pusat perbelanjaan. Kami menyadari, NTT punya potensi yang luar biasa,” kata James Riady.
Hadir dalam syukuran itu sebagian pegawai Pemerintah Provinsi NTT, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno, pimpinan BUMN/BUMD, pimpinan OPD, perwakilan ormas, seperti WKRI, Hipmi, Gapensi, KNPI, PMKRI, GMNI, HMMI, perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, akademisi, perwakilan polda, perwakilan Korem 161/Wirasakti Kupang, dan insan pers.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya, yang akan mengakhiri masa jabatan 16 Juli 2018, mengatakan, ia bertemu dengan James Riady di Tangerang Selatan, Banten, pada 2010. Saat itu, ia meminta agar Lippo Group hadir di NTT untuk membangun masyarakat di sana. NTT masih butuh dukungan pengusaha-pengusaha nasional untuk hadir di berbagai bidang.
Ia pun berterimakasih kepada Lippo Group dan pengusaha lain yang telah hadir menginvestasi di daerah itu selama sepeuluh tahun terakhir. Ribuan tenaga kerja telah terserap di perusahaan itu meski masih banyak tenaga kerja lokal yang belum mendapatkan kesempatan kerja.
Saat itu, pemprov memberi penghargaan kepada 15 pengusaha nasional yang dinilai sukses berinvestasi di NTT, antara lain Lippo Group, Manajemen Hotel Aston, Manajemen Hotel Amaris, Manajemen Hotel Djayakarta, PT Muria Sumba Manis, Manajemen Hotel New Neo, dan Manajemen Hotel Nihi Watu di Sumba Barat. Mereka ini telah mengangkat potensi daerah NTT dan membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan daerah, serta jauh lebih penting mengangkat nama NTT di dalam dan di luar negeri seperti yang ditampilkan Hotel Nihi Watu di Sumba Barat.
Pada syukuran masa jabatan itu, Frans Lebu Raya mengucapkan terima kasih dan pamit diri kepada seluruh komponen masyarakat NTT, seperti OPD, DPRD, insan pers, LSM, dan ormas. Ia pun menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama menjabat sebagai gubernur.
Frans Lebu Raya menyadari masih banyak kekurangan yang ditinggalkan selama hampir 20 tahun mengabdi di NTT, yakni empat tahun menjadi wakil ketua DPRD NTT, lima tahun menjadi wakil gubernur, dan 10 tahun menjadi gubernur. Namun, ia juga mengajak semua pihak untuk melihat dan menilai secara keseluruhan, apa saja yang telah berubah secara positif sejak sepuluh tahun menjadi gubernur.
Pada kesempatan itu, putra Adonara, Flores Timur, ini berulang kali meneteskan air mata. Setiap pemandu acara (MC) atau pembicara menyebut sejumlah keberhasilan yang ditorehkan, termasuk sejumlah perjuangan Frans Lebu Raya memajukan daerah itu, ia meneteskan air mata.
Beberapa keberhasilan mencolok yang dinikmati masyarakat antara lain sektor peternakan, yakni populasi ternak dari 30.000-970.000 ekor pada tahun 2017; sektor pariwisata, jumlah kunjungan sebelumnya hanya 230.000 wisatawan menjadi 1,3 juta wisatawan (2017), jumlah penerbangan di Bandara El Tari Kupang setiap hari 50 kali (pp); dan semangat toleransi umat beragama yang tinggi.
Ia memesan kepada seluruh masyarakat NTT untuk tidak boleh meninggalkan sikap toleransi antarumat beragama di daerah ini. NTT dikenal dengan Nusa Terindah Toleransi, jangan dirusak dan diganggu oleh siapa pun. Ia pun mengajak anak-anak muda di NTT terus menjaga NTT agar tetap aman dan sejuk bagi semua orang. Saat rumah ibadah di bom, dibakar, dan diganggu di luar NTT, anak-anak muda NTT tetap kritis dan memilih sikap diam dan tenang.
Ia pun bangga kepada pimpinan Bank Indonesia (BI) di NTT yang terus menekan laju inflasi di NTT. Lebih penting lagi, kehadiran BI perwakilan NTT, di bawah pimpinan Naek Tagor Sinaga, NTT telah memiliki delapan kas titipan BI. Dengan kas titipan itu, pemerintah kabupaten setempat tidak perlu lagi datang mengambil uang dalam jumlah besar di BI Kupang. Ia berharap, kas titipan BI ini pun segera dibangun di Kabupaten Sabu Raijua.
Suami dari Lusia Adinda Dua Nurak ini menyadari, selama sepuluh tahun menjadi gubernur, ia tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Karena itu, ia pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat NTT, baik di NTT maupun masyarakat NTT yang berada di luar NTT.
”Mari kita terus gemakan pembangunan di daerah ini. Di mana-mana di NTT, saya selalu ajak masyarakat agar selalu kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas. Tiga hal ini sangat penting diperjuangkan jika ingin memajukan NTT,” katanya.
Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno mengatakan, sejumlah kekurangan yang perlu dibenahi gubernur baru, yakni menurunkan angka kemiskinan di NTT yang masih mencapai sekitar 1.700.000 jiwa dari total penduduk 5,3 juta jiwa, infrastruktur jalan provinsi sekitar 1.000 kilometer yang masih dalam kondisi rusak parah, pendapatan per kapita masyarakat yang masih bercokol di angka Rp 3 juta per kapita per tahun, sumber daya manusia rendah, angka pengangguran yang masih mencapai 200.000 jiwa, dan masalah perdagangan orang.
”Ini menjadi pekerjaan rumah bagi gubernur yang akan datang. Ke depan, NTT harus lebih maju daripada sekarang. Masyarakat menunggu janji-janji politik yang disampaikan selama masa kampanye,” kata Pua Geno.