SERANG, KOMPAS - Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda belum memengaruhi sektor ekonomi daerah di sekitarnya. Situasi di daratan Lampung dan Banten itu hingga Sabtu (14/7/2018) tetap aman. Roda pariwisata masih berjalan normal.
Uding Saprudin, Guest Relation Manager Mutiara Carita Hotel and Cottages di kawasan wisata Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengatakan, pariwisata di Carita masih normal meski aktivitas Anak Krakatau meningkat. Okupansi Mutiara Carita Hotel and Cottages juga tidak banyak berubah, sekitar 70 persen.
Hal serupa disampaikan Hardomo, General Manager My Pisita Anyer Resort. Menurut dia, okupansi penginapannya masih normal. ”Sejumlah wisatawan memang bertanya peningkatan aktivitas Anak Krakatau, tetapi itu tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Anyer,” ujarnya.
Menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Windi Untung, letusan Anak Krakatau terjadi pada waktu-waktu tertentu. Guguran lava pijar dan lontaran material terjadi sejak 3 Juli 2018.
”Aktivitas Anak Krakatau juga ditunjukkan secara visual lewat cahaya merah yang terlihat jelas saat malam,” ucapnya.
Selain peningkatan frekuensi gempa, dentuman dan getaran juga terjadi sejak 17 Juni 2018. Menurut Windi, periode letusan terakhir terjadi Februari 2017 selama dua pekan. ”Setelah itu, normal lagi,” katanya.
Untuk itu, peningkatan aktivitas Anak Krakatau termasuk fenomena biasa. Terlebih, pertumbuhan Anak Krakatau tidak selalu terjadi setiap tahun.
Windi mengatakan, jika letusan gunung itu menghancurkan kawah, ketinggian Anak Krakatau justru berkurang. Ketinggian Anak Krakatau saat ini 305 meter di atas permukaan laut (mdpl). Aktivitas itu juga tidak berbahaya selama masyarakat tidak mendekatinya dalam radius 1 kilometer.
Berdasarkan pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, dentuman terjadi setiap 30 menit hingga 1 jam. Kaca-kaca jendela pos tersebut sedikit bergetar saat dentuman terdengar. Meski demikian, Anak Krakatau tidak terlihat dari pos tersebut karena terhalang kabut. (BAY)