TAKENGON, KOMPAS - Gempa bumi kekuatan 4,1 magnitudo mengguncang bagian tengah Provinsi Aceh meliputi Aceh Tengah, Bireuen, dan Bener Meriah pada Senin (16/7/2018) pukul 15.50. Warga sempat panik saat gempa mengguncang, namun sejauh ini tidak ada laporan kerusakan yang ditimbulkan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah Thamrin dihubungi dari Banda Aceh mengatakan, saat gempa mengguncang warga yang berada di dalam gedung berhamburan keluar. Siswa yang sedang belajar juga mencari tempat yang aman.
Namun, kata Thamerin, gempa hanya berlangsung beberapa detik. Bahkan, sebagian warga tidak merasakan adanya guncangan akibat gempa. “Sejauh ini belum ada laporan dampak kerusakan. Saya masih mengumpulkan informasi ke kecamatan,” kata Thamrin.
Informasi tertulis dari Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyebutkan, gempa yang mengguncang Bireueun adalah gempa tektonik. Posisi berada pada 4.77 lintang utara dan 96.49 bujur timur pada kedalaman 17 kilometer.
“Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan BMKG dan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Takengon (Aceh Tengah) dengan intensitas gempabumi I-II SIG-BMKG (II-III MMI). Namun sampai saat ini belum ada laporan kerusakan dari lapangan,” kata Edison.
Dari hasil observasi BBMKG Wilayah I Medan, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas sesar Aceh.
Aceh Tengah pernah diguncang gempa kuat pada 2 Juli 2013. Gempa 6,4 magnitudo meluluh lantakkan kawasan Gayo itu. Sebanyak 48 orang meninggal dan lima orang hilang. Puluhan rumah di Desa Bah dan Desa Serempah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah hancur. Nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,38 triliun.