DENPASAR, KOMPAS -- Jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Bali pada Maret 2018 mencapai 171.760 orang, atau sebesar 4,01 persen dari jumlah penduduk Bali. Jumlah penduduk miskin itu dinyatakan berkurang 4.720 orang dibandingkan penduduk miskin di Bali pada September 2017.
Selama periode September 2017 hingga Maret 2018, menurut Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Dedi Cahyono, persentase penduduk miskin di Bali, baik di perkotaan maupun di perdesaan, mengalami penurunan.
Jumlah penduduk miskin di perkotaan di Bali pada Maret 2018 sebanyak 94.030 orang, atau berkurang 2.040 orang dibandingkan kurun waktu September 2017. Sementara itu, di perdesaan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2018 sebanyak 77.730 orang, atau berkurang 2.670 orang dibandingkan pada September 2017.
“Sumber data utama untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2018 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional bulan Maret 2018,” kata Dedi dalam pemaparan tentang profil kemiskinan di Bali periode Maret 2018 di Kantor BPS Bali, Denpasar, Senin (16/7/2018).
Dari 10 komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap pembentukan Garis Kemiskinan di Bali, beras dan rokok paling mempengaruhi, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Adapun dari lima komoditas bukan makanan, perumahan dan bensin yang terpantau paling memberi pengaruh terhadap pembentukan Garis Kemiskinan di Bali, baik di perkotaan maupun di perdesaan.