Insiden Tabrakan Kapal Barang di Sungai Mahakam Ditelusuri
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
TENGGARONG, KOMPAS - Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur Salman Lumoindong, Senin (16/7/2018) akan melakukan evaluasi terkait insiden tabrakan dua kapal barang di Sungai Mahakam, Jumat (13/7) lalu. Salah satu sorotannya adalah perilaku atau kebiasaan pengemudi kapal.
Seperti diketahui, Jumat malam lalu, Kapal Motor (KM) Didi Putra A yang mengangkut 30 penumpang dan bermuatan barang-antara lain sejumlah motor, 200-an tabung gas, dan seng-bertabrakan dengan KM Air Bunga 15 yang bermuatan Crude Palm Oil (CPO), di Sungai Mahakam, tepatnya daerah Muara Kaman. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Kasatreskrim Polres Kutai Kartanegara, Ajun Komisaris Damus Asa, membenarkan insiden tersebut, Senin sore. Damus tidak merinci kronologis kejadian itu. Menurut dia, kasus ini telah ditangani jajaran Polsek Muara Kaman. Apakah ada unsur kelalaian, Damus juga belum bisa memastikan. Sejauh ini, belum ada tersangka ditetapkan.
Salman ketika dikonfirmasi, awalnya tidak mengetahui kejadian tersebut. Namun akhirnya dibenarkan. Salman masih menunggu informasi lebih lanjut dari jajarannya. Namun ia sudah mendapat bebeberapa hal yang akan menjadi bahan evaluasinya.
“Kapal kayu itu bersenggolan, saat ditikungan atau belokan. Sejauh yang saya tahu, kapal pengangkut CPO ini yang menyenggol atau menabrak kapal satunya. Bagaimana kejadiannya, apakah terjadi saling menyalip, kami belum tahu. Meski itu juga bisa,” kata Salman.
Salman melanjutkan, dampak tabrakan itu, kapal KM Didi Putra yang dikemudikan Seriani, pecah pada salah satu sisi, sehingga kemasukan air. Namun, kapal masih bisa diarahkan menepi sebelum karam, sehingga seluruh penumpang selamat. Sedangkan KM Air Bunga bermuatan CPO yang dikemudikan Tajar, tidak mengalami kerusakan.
“Kasus ditangani polisi (Polsek Muara Kaman). Kami berharap bisa segera diketahui apakah ada kelalaian pengemudi, atau tidak. Atau ada faktor lainnya sepert kelebihan muatan. Sementara kami akan mengevaluasi hal lain, seperti perilaku pengemudi,” kata Salman.
Berdasarkan pengamatannya, pengemudi kapal-kapal kayu, termasuk kapal barang di Sungai Mahakam, belum semuanya mengedepankan keselataman. Ini bisa dilihat antara lain dari cara mengemudi, hingga kebiasaan menyalip meski berada di tikungan atau belokan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim Frederik Bid mengatakan, insiden tabrakan antarkapal di Sungai Mahakam, selama ini, banyak yang bermula karena kapal-kapal biasanya saling menyalip. Dengan kondisi arus yang deras, kebiasan ini jelas berbahaya.
“Insiden ini, tidak hanya terjadi sekali, tapi berkali-kali di Sungai Mahakam. Benar, semua penumpang selamat karena kapal masih sempat menepi. Masih ada cukup waktu. Namun perlu diingat, kondisi bisa berbeda jika itu terjadi di laut. Ini jadi bahan evaluasi kami,” kata Frederik.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.