Pencarian Dua Nelayan Hilang di Pandeglang Terkendala Cuaca Buruk
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Pencarian dua nelayan yang hilang di perairan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (20/7/2018), terhambat cuaca buruk. Gelombang tinggi membuat pencarian pada hari kedua dengan perahu karet tak bisa dilakukan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (Basarnas) Banten Muhammad Zaenal Arifin mengatakan, mereka yang mencari para korban terdiri atas tiga tim, masing-masing beranggotakan sekitar 10 orang. Tim pertama berencana menggunakan perahu karet Basarnas Banten.
Mereka mencari korban di sekitar lokasi kecelakaan dengan radius 5 mil laut. Namun, pencarian tak bisa dilaksanakan. ”Ombak di lokasi itu sangat tinggi atau mencapai 3 meter. Hingga sekitar pukul 17.30 tadi, para korban belum ditemukan,” ucapnya.
Sebelumnya, Kapal Motor (KM) Barokah terbalik karena cuaca buruk, Kamis (19/7/2018) sekitar pukul 07.30. Gelombang dengan tinggi sekitar 5 meter mengempas KM Barokah. Kapal itu ditumpangi 6 nelayan dan 4 orang dari mereka bisa diselamatkan.
Para korban yang belum ditemukan adalah Andi (30) dan Rudi (30). Semua nelayan yang menumpang kapal itu adalah warga Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten. Desa Muara berada di perbatasan Kabupaten Lebak dengan Pandeglang dan tak jauh dari Muara Binuangeun.
Para korban akhirnya dicari dengan menyusuri Pantai Muara Binuangeun. Tim kedua menyisir pantai itu ke timur dengan jarak 5 mil laut. Sementara, tim ketiga menyisir pantai yang sama ke arah barat dengan jarak 5 mil laut, tetapi para korban belum ditemukan.