SOLOK, KOMPAS — Sehari setelah gempa bumi mengguncang Kabupaten Solok, Sumatera Barat, aktivitas warga di sejumlah daerah terdampak belum normal. Di Dusun Rawang, Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, warga tidak ke ladang atau kebun mereka dan fokus mempersiapkan pemakaman salah satu warga yang menjadi korban gempa.
”Warga masih trauma. Kedua, sebagai warga di kampung, kalau ada duka menjadi duka bersama. Jadi, untuk aktivitas ke kebun hari ini bisa dikatakan tidak ada,” kata Walinagari Batang Barus Syamsul Azwar di Batang Barus, Minggu (22/7/2018) siang.
Pantauan Kompas, kebun atau ladang warga tampak kosong. Tidak ada satu orang pun yang terlihat sedang bekerja baik di kebun teh, ladang bawang, atau sayur-sayuran. Kios-kios yang biasanya buka sepanjang hari juga terlihat ditutup.
Sejak pagi, warga terlihat satu per satu datang ke rumah duka, tempat jenazah korban gempa Bustami (65) disemayamkan. Menjelang siang, warga semakin banyak yang datang. Mereka tidak langsung pulang melainkan mengikuti proses pengurusan jenazah hingga pemakaman.
Bustami dimakamkan di pemakaman keluarga di tengah kebun teh, tak jauh dari rumahnya sekitar pukul 12.00. Selain warga, masyarakat juga turut mengantar jenazahnya hingga ke pemakaman.
Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,4 mengguncang Kabupaten Solok pada Sabtu, (21/7) sekitar pukul 14.58. Pusat gempa berada sekitar 9 kilometer tenggara Kota Padang pada kedalaman 14 kilometer. Selain di Solok, guncangan juga terasa di Kota Padang, Pesisir Selatan, Padang Panjang, Bukittinggi, Padang Pariaman, dan Sawahlunto.
Bustami, menurut anak ketiganya, Del Syahputra (26), sedang beristirahat di rumahnya ketika gempa terjadi. Bustami tidak keluar rumah karena reruntuhan dinding telah menimpanya.
Keluarga sempat melarikannya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arosuka Solok, tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. Bustami mengalami luka pada wajah dan dada.