AMBON, KOMPAS – Presiden Negara Federasi Mikronesia Peter M Christian terkesan dengan Balai Perikanan Budidaya Laut di Kota Ambon, Maluku. Dalam kunjungannya pada Sabtu (21/7/2018), Christian yang juga keturunan Maluku itu berharap agar Indonesia ikut membantu negaranya dalam mengembangkan sektor perikanan budidaya.
“Saya sangat terkesan dan senang melihat Ambon dalam menjaga dan mengembangkan sumber daya kelautan,” ujar Christian seusai melihat lokasi budidaya tersebut mulai dari bak penampung telur ikan hingga benih ikan yang siap dibudidayakan di keramba. Selain ikan untuk dikonsumsi, Christian juga diarahkan untuk melihat ikan hias.
Kepada Christian dan beberapa anggota kabinetnya, Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tinggal Hermawan menjelaskan sejumlah fasilitas yang ada di dalam areal tersebut. Ikut mendampingi Gubernur Maluku Said Assagaff dan Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura Mayor Jenderal Suko Pranoto.
Christian memuji metode budidaya tersebut yang hingga kini belum ada di negaranya. Bagi dia, perubahan iklim diikuti sejumlah efek seperti cuaca buruk akan berdampak pada pasokan ikan di daerah yang mengandalkan sektor perikanan tangkap semata. Oleh karena itu, budidaya dapat menjadi solusi demi menjaga suplai protein ikan.
Di Teluk Ambon kini berdiri banyak kerambah jaring apung yang mengambil bibit dari Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Ikan yang dibudidaya kebanyakan kerapu, kakap, dan kue. Teluk Ambon relatif lebih tenang sehingga cocok untuk budidaya. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku, saat ini, terdapat sekitar 2.000 pembudidaya ikan di Maluku.
Menurut Christian, Mikronesia yang berada di Samudera Pasifik itu memiliki kondisi wilayah kepulauan seperti Indonesia. Artinya, juga rentan dengan dampak perubahan iklim tersebut. Ia berencana membangun perikanan budidaya di negaranya. Beberapa anggota rombongan tampak serius mengambil gambar di tempat budidaya dan mendengar penjelasan Tinggal Hermawan.
Tinggal mengatakan, pemerintah Indonesia sangat menghargai niat baik Mikronesia yang ingin belajar budidaya dari Indonesia. “Pak Presiden meminta kami datang ke sana untuk membantu membuka budidaya. Kami siap, dan tentu itu lewat maknisme tersendiri karena ini antarnegara,” kata Tinggal.
Bertemu keluarga
Tujuan kunjungan Christian ke Ambon juga ingin bertemu dengan keluarganya. Opa Christian yang diketahui bernama Bastian Souissa berasal dari Desa Haria, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Dalam jamuan makan malam di Rumah Jabatan Gubernur Maluku pada Jumat (20/7/2018) malam, sejumlah keluarga Souissa hadir.
Dalam sambutannya, Christian menuturkan bahwa butuh waktu lama untuk bertemu dengan keluarganya. Proses pertemuan itu dibantu beberapa staf Kementerian Politik Hukum dan Keamanan Indonesia. “Saat ini saya kembali ke akar saya,” ujarnya. Pada Sabtu kemarin ia menggelar pertemuan tertutup dengan keluarganya.
John Souissa keluarga menuturkan, Christian seperti anak hilang yang kini telah kembali ke rumahnya sendiri. Dari penuturan keluarga mereka di Haria, Bastian Souissa dikira telah meninggal. “Ini cara Tuhan mempertemukan kami. Kami sangat bahagia,” ujar John.
Said Assagaff mengatakan, masyarakat Maluku ikut bangga ada keturunan Maluku yang menjadi presiden di negara lain. Hal ini dapat membantu Indonesia untuk merajut kerjasama lebih dalam termasuk investasi. Kepada Said, Christian berharap Indonesia dapat berinvesrasi di negara dengan jumlah penduduk sekitar 100.000 jiwa itu.