YOGYAKARTA, KOMPAS - Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta diminta mengevaluasi aturan penerimaan siswa baru tingkat SMP agar masalah yang terjadi tahun ini tak terulang lagi tahun depan. Salah satu masalah krusial adalah adanya wilayah titik kosong (blank spot) yang membuat sejumlah lulusan SD gagal diterima di SMP negeri.
”Pada tahun depan, masalah blank spot harus diantisipasi karena sangat merugikan siswa,” kata anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta Baharuddin Kamba, Selasa (24/7/2018), di Yogyakarta.
Penerimaan siswa baru tingkat SMP di Kota Yogyakarta pada 25 Juni-7 Juli lalu diwarnai beberapa masalah. Salah satunya muncul blank spot, yakni wilayah tertentu di Kota Yogyakarta di mana lulusan SD yang tinggal di sana tidak bisa diterima di semua SMP negeri melalui jalur zonasi karena kalah bersaing dengan siswa lain yang rumahnya lebih dekat.
Baharuddin menyatakan, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta harus bisa mengambil langkah antisipasi agar kasus itu tidak terulang tahun depan. Dia menyebut, persoalan blank spot sebenarnya bisa diantisipasi sejak awal dengan melihat sebaran tempat tinggal lulusan SD di Kota Yogyakarta, lalu membandingkannya dengan sebaran lokasi SMP negeri.
”Harus ada pemetaan sebaran lulusan SD untuk mengantisipasi blank spot. Jangan sampai sebaran lulusan SD itu enggak terpantau sehingga masalah ini bisa muncul lagi,” ujar Baharuddin.
Salah seorang keluarga siswa korban blank spot, Muhammad Sofwan (21), berharap penerimaan siswa baru tidak hanya mempertimbangkan jarak rumah siswa ke sekolah, tetapi juga nilai ujian nasional (UN) yang diraih siswa. Sebab, jika nilai UN tidak diperhitungkan sama sekali, para siswa tidak akan mau belajar untuk mendapat nilai UN yang bagus.
”Dalam sistem pendidikan kita ini, kan, ada ujian nasional (UN). Jadi kalau nilai UN tidak diperhitungkan sama sekali, nanti anak-anak akan berpikir buat apa mereka belajar keras. Toh, nilai itu juga tidak akan terpakai,” ujar Sofwan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana mengaku, ada beberapa langkah yang akan diambil. Salah satunya, menambah daya tampung beberapa SMP negeri di selatan Kota Yogyakarta serta membuka SMP negeri baru di wilayah selatan. (HRS)