MATARAM, KOMPAS — Sejumlah permukiman penduduk di pesisir Provinsi Nusa Tenggara Barat dilanda banjir rob, Rabu (25/7/2017). Akibatnya, rumah nelayan terendam air laut pasang dengan ketinggian bervariasi 3 meter-4 meter.
Kepala Dusun Taman Induk, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Lalu Imran mengatakan, banjir rob terjadi Rabu sekitar pukul 04.00 Wita. Sedikitnya 115 kepala keluarga di dusun tersebut terdampak dengan sekitar 50 rumah terendam dan rusak berat. Satu rumah lagi rusak parah.
Sebelum pukul 04.00 Wita, air sudah naik meski warga baru sadar setelah air mencapai ketinggian 50 cm. Warga kemudian keluar rumah dan mengungsi ke gedung SDN 4 Taman Ayu.
Kepala Kantor Pencarian dan dan Pertolongan (Basarnas) Mataram I Nyoman Sidakarya mengatakan, petugas mengevakuasi tiga nelayan di tengah laut karena kesulitan menepi di Pantai Induk. Saat itu gelombang mencapai ketinggian 3-4 meter dengan kecepatan angin 10-15 knot.
Cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir rob itu juga terjadi di obyek wisata Gili Trawangan, Lombok Utara, serta permukiman warga Pondok Prasi dan Bintaro di pesisir Ampenan, Kota Mataram.
”Jalan aspal di timur depo Pertamina tidak bisa dilewati karena tertutup tumpukan pasir,” kata Awaludin, warga Pondok Prasi.
Hingga pukul 16.55 Wita, kondisi perairan mulai tenang karena gelombang tinggi telah surut. Aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal ke obyek wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air kembali normal.
Muhammad Rum, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika NTB sebelumnya mengingatkan warga pesisir agar mewaspadai cuaca buruk di wilayah selatan NTB selama 24-26 Juli.
Wilayah selatan Lombok Barat juga sering menjadi langganan banjir rob. Akibat cuaca yang membahayakan itu, para nelayan diimbau tidak melaut sementara waktu.