BADUNG, KOMPAS – Sampah dan kebersihan pantai menjadi masalah Bali yang dapat mengancam pariwisata. Pengurangan timbulan sampah dan penanganan sampah membutuhkan kepedulian semua pihak, termasuk masyarakat.
Untuk menjaga kebersihan pantai dan pesisir yang menjadi obyek andalan pariwisata Bali, khususnya di lima pantai di Kabupaten Badung, yakni Pantai Kuta, Pantai Legian, Pantai Seminyak, dan Pantai Jimbaran serta Pantai Kedonganan, Coca Cola Amatil Group kembali mengadakan Bali’s Big Eco Weekend, aksi bersih pantai dan hiburan serangkaian Bali Beach Clean Up 2018.
Kegiatan bersih-bersih pantai di kawasan Kuta dan sekitarnya itu juga melibatkan pemerintah daerah, komunitas, perusahaan, pihak hotel, dan pengusaha setempat yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan pantai.
“Kegiatan bersih pantai di Bali yang kami lakukan itu adalah bentuk kepedulian dan komitmen perusahaan kami terhadap lingkungan dan komunitas. Kami berkolaborasi dan bekerja sama dengan komunitas di daerah,” kata Alison Watkins, Group Managing Director Coca Cola Amatil Group, serangkaian Bali Beach Clean Up dan Bali’s Big Eco Weekend di Pantai Seminyak, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (28/7/2018). Alison menambahkan, pantai di Bali dikenal indah sehingga kebersihan pantai di Bali itu harus dijaga bersama-sama.
Pegiat lingkungan yang juga Co-Founder Aksi Bye Bye Plastic Bags dan Satu Pulau Satu Suara (One Island One Voice) Melati Wijsen mengatakan kegiatan bersih-bersih pantai adalah upaya menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi sampah, terutama sampah plastik. Melati menyatakan, sampah plastik yang mencemari pantai juga mengancam ekosistem laut.
“Perlu upaya bersama untuk menangani masalah sampah, khususnya sampah plastik. Langkah awal dapat dimulai dengan membatasi pemakaian kantong plastik,” kata Melati di Pantai Seminyak, Kuta, kemarin.
Kegiatan bersih-bersih di Pantai Seminyak, Kuta, diikuti karyawan Coca Cola Amatil Indonesia, komunitas peduli lingkungan, pelajar, dan karyawan hotel maupun karyawan restoran di kawasan Seminyak serta wisatawan yang sedang berada di Pantai Seminyak. Mereka memungut sampah di sepanjang pantai. Pihak Coca Cola Amatil juga mengerahkan mesin pengais sampah pantai dan menyediakan kantong sampah. Lurah Seminyak I Kadek Oka Permadi menyatakan pantai adalah daya tarik wisata di Seminyak sehingga menjaga kebersihan pantai menjadi kerja bersama.
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pemerintah memberikan apresiasi positif terhadap perusahaan-perusahaan yang berkomitmen dan berkontribusi menjaga lingkungan. Vivien mengakui masalah sampah plastik menjadi persoalan besar dan mendapat banyak sorotan.
“Bali’s Big Eco dan Bali Beach Clean Up adalah inisiatif dari perusahaan dan komunitas di Bali untuk menangani sampah di pantai, khususnya sampah plastik,” kata Vivien. Adanya inisiatif itu, menurut Vivien, menjadi indikator adanya keinginan semua pihak untuk berubah, antara lain, tidak lagi membuang sampah sembarangan dan tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan.
Vivien menambahkan, kesadaran menangani sampah dimulai dari hulu, yakni dari rumah tangga. “Sekitar 80 persen sampah yang mencemari laut itu berasal dari daratan,” ujar Vivien.
Vivien menyatakan, pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang memfinalkan rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai pembatasan penggunaan kantong plastik dan masih membahas rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. Menurut Vivien, pemerintah sudah menargetkan pengurangan volume sampah sebanyak 30 persen pada 2025.