Penerbangan Malaysia – Silangit Topang Wisata Toba
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Penerbangan langsung Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara, menuju Bandara Subang di Selangor, Malaysia, akan dibuka 17 Agustus ini. Penerbangan empat kali seminggu oleh maskapai Malindo Air itu dibuka untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke kawasan Danau Toba.
“Selain menargetkan kunjungan turis Malaysia, penerbangan ini juga menyasar turis asal China, Eropa, dan negara lainnya, yang banyak berlibur di Malaysia. Hanya dengan penerbangan satu jam, wisatawan bisa mencapai kawasan Danau Toba tanpa transit dan perjalanan darat yang panjang,” kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Arie Prasetyo ketika dihubungi Kompas dari Medan, Minggu (29/7/2018) .
Penerbangan Subang – Silangit akan dilayani empat kali sepekan yakni Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu. Arie mengatakan, penerbangan internasional di Bandara Silangit bukan yang pertama kali. Pada akhir 2017 sudah ada penerbangan carter Singapura – Silangit selama kurang lebih tiga bulan. “Bedanya, penerbangan kali ini sudah reguler dan akan banyak wisatawan individual yang membeli tiket pesawat dan hotel secara mandiri. Kita harus benar-benar menyiapkan destinasi, akomodasi, infrastuktur, dan transportasi wisata,” katanya.
Arie mengatakan, pihaknya bersama pelaku industri pariwisata di kawasan Danau Toba terus membenahi destinasi, mengadakan atraksi wisata, dan memperbaiki infrastruktur bandara dan jalan. Arie menargetkan tingkat keterisian kursi dalam setiap penerbangan 80 persen dari kapasitas 72 tempat duduk. Menurut Arie, tantangan terbesar mereka adalah bagaimana agar penerbangan itu terus berlanjut dan bertumbuh menjadi penerbangan setiap hari dengan pesawat yang lebih besar.
Salah satu yang perlu dibenahi, kata Arie, adalah transportasi umum dari dan menuju Bandara Silangit. Saat ini yang tersedia baru jasa sewa mobil pribadi, angkutan umum yang khusus melayani perjalanan menuju destinasi-destinasi wisata masih sangat minim.
Arie menyatakan, turis asing sangat senang menikmati keindahan alam dan udara sejuk di kawasan Danau Toba. Berdasarkan evaluasi pada penerbangan Singapura – Silangit, para turis menghabiskan waktu empat hari tiga malam atau tiga hari dua malam di kawasan Danau Toba.
Beberapa destinasi unggulan yang akan ditawarkan kepada wisatawan adalah perbukitan Huta Ginjang di Tapanuli Utara dan perbukitan Sipinsur di Humbang Hasundutan yang dapat ditempuh 20-30 menit perjalanan dari bandara. Selain itu Museum TB Silalahi Centre, Pantai Lumban Bulbul, Pantai Parapat, dan kawasan wisata Tuktuk di Samosir. “Pertunjukan seni tari dan seni musik tradisional juga akan digelar secara rutin,” kata Arie.
Manajer Layanan Operasi dan Pemeliharaan Bandara Silangit Ermansyah Saragih mengatakan pihaknya telah membenahi Bandara Silangit untuk menyambut penerbangan internasional dengan menyiapkan kantor bea cukai, imigrasi, dan karantina. Sebelumnya, perkantoran itu sudah tersedia setelah dibukanya penerbangan charter Singapura – Silangit, namun sifatnya sementara.
Selain itu, kata Ermansyah, pihaknya juga membenahi infrastruktur bandara seperti memperpanjang landasan pacu dari 2.400 meter menjadi 2.650 meter dan memperlebar landasan pacu dari 30 meter menjadi 45 meter yang telah selesai dilakukan.
Selain itu memperluas apron, melengkapi landasan pacu dengan instrument landing system (ILS), dan meningkatkan kapasitas terminal penumpang. “Jika semua fasilitas ini selesai, Bandara Silangit akan bisa didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 737-800 dengan kapasitas 180 orang,” katanya.
Ermansyah mengatakan, saat ini juga sedang digagas penerbangan langsung jurusan Kuala Lumpur – Silangit. Menurut rencana, penerbangan itu akan dilayani maskapai Air Asia.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, penerbangan langsung dari Malaysia ke Danau Toba menjadi peluang yang besar untuk mengembangkan industri pariwisata di Danau Toba. Beberapa hal harus dibenahi secara total adalah penyediaan transportasi wisata lokal, pusat kuliner, serta peningkatan kebersihan dan pelayanan.
Pemerintah pun terus berkomunikasi dengan para pelaku industri pariwisata untuk membenahi destinasi. “Peluang ini sekaligus menjadi tantangan. Jangan sampai para wisatawan malah jadi kapok datang ke kawasan Danau Toba,” ujar Rapidin.