PALU, KOMPAS — Kesadaran warga di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, melindungi ikan duyung atau dugong (Dugong dugon) terus tumbuh. Warga terlibat dalam kegiatan konservasi dan menyelamatkan biota laut yang dilindungi tersebut saat terjerat jaring nelayan. Duyung berstatus biota laut dilindungi.
Site Manager Konservasi Dugong dan Lamun Tolitoli Dul Aflaha menyatakan itu di sela-sela kegiatan sosialisasi rencana aksi daerah konservasi dugong dan lamun di Palu, Sulteng, Senin (30/7/2018). Kegiatan dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Institut Pertanian Bogor (IPB), serta Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng. Lokasi konservasi di Tolitoli dibangun oleh IPB.
Dul mengatakan, warga terlibat aktif dalam pengawasan dan penyelamatan duyung. Di daerah Ogotua dan Santigi, titik terpantaunya duyung, warga membentuk kelompok masyarakat pengawas. Di satu titik lagi, yakni Malala, warga setempat membentuk kelompok pencinta alam.
”Kelompok ini memantau duyung, memberikan sosialisasi, dan mendatangi lokasi duyung yang terjerat. Seiring perkembangan, warga dengan spontan melepaskan duyung jika terjerat jaring atau masuk ke rumpon,” kata Dul.
Dul menjamin tak ada lagi perburuan, penjualan daging, ataupun pengambilan air mata duyung. Seperti yang menjadi kepercayaan selama ini, air mata duyung dianggap mujarab atau menangkal berbagai jenis serangan jahat.
Di Tolitoli, lokasi sering munculnya duyung ada di tiga perairan, yakni perairan Ogotua, Santigi, dan Malala. Namun, berdasarkan pengamatan pada 2017, duyung lebih sering muncul di Ogotua.
Terkait implementasi rencana aksi daerah (RAD) konservasi duyung dan lamun, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo menyatakan, hal itu tidak sulit dilakukan. Dasar hukum RAD sudah ada, yaitu peraturan gubernur tentang kawasan konservasi perairan. Ada empat kawasan konservasi perairan di Sulteng, termasuk titik-titik munculnya duyung.
Dalam Rencana Aksi Nasiomal Konservasi Dugong dan Habitatnya (Lamun) di Indonesia (2006) disebutkan, pada tahun 1970-an, populasi duyung di Indonesia diperkirakan 10.000 ekor. Namun, penelitian tahun 1994 menyebutkan populasi duyung tersisa 1.000 ekor. Populasi duyung tersebar di perairan Sulawesi, NTT, Maluku, Papua, Jawa, dan sebagian kecil perairan Sumatera.