Peringati Sumpah Pemuda, Siswa Sekolah di Solo Dilibatkan Garap Film ”3 Warna 1 Cita”

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Sutradara film ”3 Warna 1 Cita” Steve Pillar Setiabudi (kanan belakang), produser Fanny Chotimah (belakang, kedua dari kanan) bersama para siswa-siswi pemeran film ”3 Warna 1 Cita” di Solo, Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).

SOLO, KOMPAS – Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Sekolah Kristen Kalam Kudus Surakarta, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Komunitas Film Kembang Gula akan memproduksi film panjang berjudul ”3 Warna 1 Cita”. Produksi film fiksi berdurasi 90 menit ini melibatkan 150 siswa TK, SD, SMP dan SMA Kriten Kalam Kudus Surakarta. Film ini mengusung tema kebangsaan dan nasionalisme.

Sutradara film ”3 Warna 1 Cita”, Steve Pillar Setiabudi mengatakan, syuting film ini akan dimulai 17-27 Agustus 2018 di Solo, kemudian dilanjutkan di Pekanbaru, Riau; Pontianak, Kalimantan Barat; dan Timika, Papua. Pengambilan gambar ditargetkan selesai pada 9 September 2018. Adapun rangkaian proses produksi film telah dimulai sejak November 2017, antara lain dimulai dari riset, penulisan skenario, penulian lagu hingga rekaman. ”Kami mendesain film ini untuk ditayangkan di bioskop. Standar film ini nantinya film bioskop,” ujar Steve yang telah memproduksi beberapa film dokumenter, antara lain ”Bukit Bernyawa” di Solo, Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).

Produser ”3 Warna 1 Cita” Fanny Chotimah mengatakan, film ini melibatkan total sebanyak 150 siswa dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA  Kristen Kalam Kudus Surakarta. Sebanyak 23 siswa di antaranya menjadi tokoh dalam film ini. ”Film akan dibuka dengan adegan kolosal tarian dan nyanyian,” katanya.

Fanny yang juga Direktur Yayasan Kembang Gula mengatakan, distribusi disiapkan dalam tiga jalur, yaitu jaringan bioskop, pemutaran komunitas, dan festival film. Tiga jalur distribusi tersebut akan ditempuh agar misi menjangkau sebanyak mungkin penonton tercapai sehingga pesan dalam cerita film ini tersampaikan secara luas ke publik. ”Dalam film ini mereka (siswa) akan membicarakan isu nasionalisme dan kebangsaan dalam keseharian mereka sebagai pelajar,” katanya.