PALEMBANG, KOMPAS Kereta ringan terpadu (LRT) pertama di Indonesia resmi beroperasi pada Rabu (1/8/2018) di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kehadiran LRT diharapkan dapat mendorong gaya hidup baru masyarakat untuk meninggalkan transportasi pribadi dan beralih ke transportasi massal.
Masyarakat Palembang sangat antusias mencoba LRT pada hari pertama beroperasi. Euis (22) bersama tiga temannya sengaja mencoba LRT. Mereka memulai dari Stasiun Bumi Sriwijaya menuju Stasiun Bandara. ”Palembang saat ini mulai macet. Jadi, saya lebih memilih naik LRT menuju bandara karena lebih murah, cepat sampai, dan nyaman,” ujarnya.
Saat pertama kali beroperasi untuk umum, LRT Palembang baru mengoperasikan enam stasiun, yakni Stasiun Bandara Internasional Sultan M Badaruddin II, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Jakabaring, dan Stasiun DJKA. Adapun total stasiun disiapkan 13 lokasi.
Tarif LRT sebesar Rp 5.000 ke semua tujuan jarak dekat. Tarif jarak jauh menuju Stasiun Bandara ditetapkan Rp 10.000. Pemerintah menyubsidi tarif LRT ini hingga 2019.
Kemarin, salah satu LRT mengalami gangguan teknis. Rangkaian kereta berhenti 2 kilometer dari Stasiun Bandara selama 45 menit. Belum diketahui penyebabnya. Menurut Manager Humas PT KAI (Persero) Divre III Palembang Aida Suryanti, penyebab kerusakan itu masih diselidiki tim teknis PT INKA.
Proyek LRT senilai Rp 10,9 triliun itu menghubungkan Bandara Sultan M Badaruddin II hingga Stasiun DJKA, Palembang, sejauh 23,4 kilometer. LRT Palembang memiliki delapan rangkaian kereta. Enam rangkaian beroperasi normal, sedangkan dua lainnya cadangan. Setiap rangkaian kereta menampung 346 orang.
Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau pengoperasian LRT hari pertama di Palembang mengatakan, kehadiran transportasi umum ini diharapkan menjadi gaya hidup baru masyarakat. ”Kami membuat konsep untuk memasyarakatkan LRT di Palembang, yaitu ayo naik LRT. Angkutan massal sebagai suatu solusi masa depan suatu kota,” ujarnya.
Menurut Budi, LRT relatif tak mengalami gangguan signifikan selama 15 hari tahap uji coba. Waktu tempuh dari Stasiun Bandara ke Stasiun Jakabaring masih 60 menit. Targetnya hanya 45 menit.
Rektor Universitas Sriwijaya Anis Saggaff menilai, LRT akan jadi poros utama transportasi di Palembang. Semua moda transportasi diarahkan untuk menunjang LRT. Perlu dibangun pula sistem bagi kemudahan pembayaran dan ketepatan waktu perjalanan. (MTK/RAM)