Tahukah Anda, ada sebuah telaga alam unik dengan air biru tosca di dua sumbernya? Itu adalah Telaga Rambut Monte di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Sumber air itu terdapat di kawasan Wana Wisata Rambut Monte. Selain ada sumber air alam, di sana juga terdapat candi kecil Rambut Monte. Jika mau berjalan naik ke lereng perbukitan, akan dijumpai sebuah goa yang dikenal dengan sebutan Goa Jepang.
Telaga Rambut Monte terletak di lereng Gunung Buthak, di kawasan Pegunungan Kawi. Di sana pengunjung bisa menikmati suasana segar telaga di tengah pepohonan besar. Menurut Wanto, warga sekitar, kondisi pepohonan yang ada saat ini jauh berkurang jika dibandingkan tahun 1980-an.
”Dahulu pohonnya lebih lebat dan sumber airnya masih sangat alami. Lebih indah daripada saat itu. Namun, sekarang pun suasananya masih menyenangkan,” katanya.
Air telaga tersebut sangat jernih sehingga bagian dasar kolam terlihat jelas. Terlihat sebuah batang kayu melintang di dasar kolam. Batang kayu tersebut sudah ada puluhan tahun dan tak pernah rusak. ”Tahun 1980 hingga 1990-an ada dua batang pohon melintang di tengah kolam. Kini tersisa satu,” katanya.
Saking jernihnya air, pengunjung bisa melihat secara jelas dua mata air utama telaga tersebut. Ada dua titik sumber air berwarna biru tosca. Warnanya cerah sehingga siapa saja bisa dengan jelas melihat gerakan lumpur di sekitar mata air, yang bergerak seiring dengan keluarnya air dari sumber.
Di titik itu, ikan-ikan berkumpul. Warga menyebut ikan itu dengan ikan sengkaring atau ikan dewa. Entah siapa yang memulai, ikan-ikan itu menyambut setiap lemparan kacang atom dari pengunjung. Kacang atom dijual di kios tak jauh dari kolam.
”Ikan-ikan itu sejak dulu tidak pernah habis. Ada yang mati, tetapi jumlahnya tetap sebanyak itu. Airnya juga sangat jernih,” ujar pengelola Wisata Rambut Monte, Ponijan.
Ponijan bercerita, sumber air Rambut Monte itu sudah ada sejak zaman Majapahit. Tidak jauh berbeda dengan keberadaan Candi Rambut Monte di halaman lokasi wisata tersebut. Menurut dia, konon Rambut Monte merupakan nama samaran dari Prabu Boko.
Sayangnya, pengunjung dilarang berenang di sumber air Rambut Monte tersebut. Ada kepercayaan yang beredar luas bahwa sumber air itu ”dijaga”. Jika ”penjaga”-nya tidak berkehendak, pengunjung yang nekat akan celaka.
Kepercayaan atau mitos itu diperkuat oleh sebuah peristiwa, ketika pemerintah setempat membangun sebuah gazebo di dekat kolam, gazebo yang saat itu belum jadi tersebut tertimpa pohon besar. Hancur.
Maksud keberadaan gazebo adalah sebagai gardu pandang untuk mengamati warna tosca kolam atau tempat berswafoto (selfie). Hingga kini, gazebo hancur itu dibiarkan tak terurus.