Ratusan Hektar Lahan Gambut Hangus di sekitar Palembang
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Tiga minggu terakhir, kebakaran lahan di Sumatera Selatan menghanguskan 482 hektar lahan. Kebakaran terjadi di dua kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin. Kebakaran periode itu yang terparah tahun ini, tetapi masih jauh lebih terkendali dibandingkan tahun 2015.
“Luas lahan yang terbakar bisa lebih dari itu, karena ada beberapa kabupaten belum terdata luas kebakarannya lantaran kebakaran kecil,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Selasa (7/8/2018). Kawasan yang dilaporkan terbakar ada di Desa Kayu Labu di Kecamatan Pedamaran Timur, Desa Cinta Jaya di Kecamatan Pedamaran dan lahan di Kecamatan Pangkalan Lampam. Semuanya di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pemadaman dilakukan dua helikopter. Selasa kemarin, api di dua lokasi, yakni Desa Kayu Labu dan Desa Cinta Jaya berhasil padam. Adapun api di Pangkalan Lampam masih dalam upaya pemadaman lanjutan.
Ansori menerangkan, lokasi kebakaran di Desa Kayu Labu dan Desa Cinta Jaya tidak jauh dari titik kebakaran sebelumnya. Di Desa Cinta Jaya, kebakaran terjadi sekitar tiga kilometer dari lokasi kebakaran lahan di konsesi PT RA.
Kebakaran terjadi berulang, kata Ansori, karena api di lahan gambut tidak padam secara menyeluruh, sehingga kembali terbakar. “Saat ini, tim darat sedang melakukan pembasahan di lokasi yang telah padam,” ucapnya.
Hingga kini, 8.444 personel satugan tugas dari sejumlah instansi terkait sudah dikerahkan di 55 lokasi rawan terbakar. Upaya pengemboman air juga terus dilakukan.
Enam bulan terakhir (9 Maret-3 Agustus 2018), Satgas Karhutla Sumsel sudah melakukan 301 kali penerbangan menggunakan delapan helikopter. Pengeboman air sudah dilakukan 3.805 kali dengan menggunakan 12.473 ton air.
Kepala Penerangan Korem 044/Garuda Dempo di Palembang Mayor (Inf) Aris Barunawan mengatakan, anggota TNI sudah dikerahkan di 55 desa rawan kebakaran untuk sosialisasi, termasuk upaya pemadaman dini bila terjadi kebakaran. Pengerahan ini juga sebagai tindak lanjut dari siaga merah yang dilakukan 20 Juli-2 September 2018.
Langkah tersebut, lanjut Aris, adalah upaya agar dalam perhelatan Asian Games, Kota Palembang bebas dari asap. “Terbukti saat ini Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dalam kategori baik,” ucapnya.
Masalah komunikasi
Sejak dua hari lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan alat pemadu frekuensi komunikasi ke Posko Satgas Penanggulangan Karhutla di Kantor BPBD Sumsel. Alat yang dinamakan Interoperability (ACU) itu digunakan untuk memadukan frekuensi jaringan komunikasi.
ACU digunakan, karena frekuensi alat komunikasi yang digunakan BPBD, Manggala Agni, TNI/Polri tidak sama. Itu menghambat komunikasi. Dengan alat ini, semua jaringan frekuensi dapat dipadukan sehingga satu sama lain dapat berkomunikasi. “Dengan cara ini diharapkan langkah penanggulangan kebakaran lahan termasuk mitigasi dan antisipasi akan semakin cepat,”kata Ansori.