Dua Mahasiswa yang Hanyut di Sungai Asahan Ditemukan
Oleh
Nikson Sinaga
·2 menit baca
KISARAN, KOMPAS — Dua dari empat mahasiswa yang hanyut di Sungai Asahan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan dalam keadaan meninggal, Kamis malam dan Jumat (10/8/2018) dini hari. Tim masih terus mencari dua korban lain.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan Khaidir Sinaga mengatakan, dua orang yang telah ditemukan adalah Maya Daulay (21) dan Maulidia Batubara (21). Keduanya merupakan warga Kecamatan Tembung, Kabupaten Deli Serdang, mahasiswa Universitas Muslim Nusantara, Medan.
”Kedua jasad korban kami temukan saat mengapung di aliran sungai di bawah jembatan. Pada pencarian hari kedua dan ketiga, kami melakukan pengamatan visual ke aliran sungai dari beberapa jembatan,” ujar Khaidir.
Rombongan mahasiswa dan pelajar itu hanyut saat mandi di Sungai Asahan di Desa Marjanji Aceh, Rabu (8/8/2018) sekitar pukul 15.30. Mereka berekreasi dengan mandi di sungai setelah selesai melakukan Kuliah Kerja Nyata di Asahan.
Saat rombongan mahasiswa dan siswa itu mandi di tepi sungai, dua orang di antara mereka hanyut terbawa arus sungai. Tiga temannya mencoba menolong, tetapi justru ikut hanyut.
Khaidir menyebutkan, warga yang ada di sekitar sungai berusaha menolong mereka, tetapi hanya seorang di antaranya yang bisa diselamatkan. Empat orang lainnya hanyut.
Khaidir mengatakan, korban pertama yang mereka temukan adalah Maya. Tim SAR gabungan melihat jasad Maya saat mengapung di aliran sungai di bawah Jembatan Bandar Pulau, Kamis pukul 22.30. Sementara jasad Maulidia ditemukan di bawah Jembatan Statusquo, Kecamatan Pulau Rakyat, Jumat sekitar pukul 00.00.
Dua korban hilang lainnya adalah Dwihadi Mahendra (21), mahasiswa Universitas Muslim Nusantara, dan Fery, siswa dari Kecamatan Kisaran, Kabupaten Asahan.
Khaidir menuturkan, mereka akan melakukan pencarian selama lima hari. Jika korban belum ditemukan, mereka akan mempertimbangkan kembali apakah pencarian akan diperpanjang atau tidak.
Pencarian dilakukan tim SAR gabungan dari BPBD Kabupaten Asahan, Badan SAR Nasional, TNI, Polri, dan masyarakat dengan jumlah personel sekitar 80 orang. Tim melakukan pencarian dengan menyisir sungai menggunakan perahu karet dan pengamatan melalui jalur darat.
”Sebagian besar tim darat melakukan pengamatan visual di jembatan-jembatan di Sungai Asahan. Penyisiran dengan berjalan kaki menyusuri tepi sungai sulit dilakukan karena sempadan sungai cukup terjal dengan ketinggian tebing 30 meter-70 meter,” katanya.
Pencarian dengan perahu karet, lanjut Khaidir, juga menghadapi tantangan karena arus sungai yang sangat deras.