SOLO, KOMPAS - Perhelatan akbar International Gamelan Festival 2018 bertema ”Homecoming” digelar di Solo, Jawa Tengah, 9-16 Agustus 2018. Festival ini menjadi arena ”pulang kampung” bagi kelompok-kelompok gamelan dari berbagai belahan dunia.
International Gamelan Festival (IGF) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Pemerintah Kota Solo diawali pergelaran massal Nabuh Bareng gamelan pelajar dan masyarakat. Pentas ini diikuti 73 kelompok gamelan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, kelompok karawitan sejumlah kelurahan di Solo, serta sanggar seni di Solo dan sekitarnya.
Nabuh Bareng diadakan di sejumlah titik di citywalk trotoar Jalan Slamet Riyadi dari Plaza Taman Sriwedari hingga Gladak. Dalam seremoni pembukaan di Benteng Vastenburg, disajikan penampilan empu gamelan Rahayu Supanggah (Solo), I Wayan Gde Yudana (Bali), dan musisi Taufik Adam (Jakarta).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, festival ini menjadi arena ”pulang kampung” bagi kelompok-kelompok gamelan berbagai belahan dunia. Keselarasan gamelan sebagai bentuk apresiasi budaya melambangkan makna kerukunan, saling menghargai dan bekerja sama guna menciptakan kehidupan masyarakat yang toleran, harmonis, serta damai. ”Festival ini memberikan ruang interaksi untuk dialog antar-budaya tentang bagaimana semangat gamelan beresonansi melalui batas-batas disiplin ilmu, wilayah geografis, dan kelompok sosial,” katanya.
Direktur Festival IGF Rahayu Supanggah mengatakan, gamelan menyebar secara geografis ke berbagai belahan dunia dan berinteraksi dengan lingkungan setempat sehingga mengalami penyesuaian dan melahirkan variasi dari sisi bentuk dan komposisi. IGF mengundang para pelaku seni dan peneliti gamelan dari sejumlah daerah dan diaspora gamelan. Rangkaian IGF digelar antara lain di Benteng Vastenburg, Institut Seni Indonesia Surakarta, Pendapi Gedhe Balai Kota Solo, Taman Budaya Jawa Tengah, dan di kabupaten sekitar Solo.
Festival diikuti 19 kelompok gamelan dari sejumlah negara, antara lain Inggris, Irlandia, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Hongaria, Thailand, Australia, Singapura, dan Malaysia. Selain itu, ada 42 kelompok dari Solo, Yogyakarta, Bandung, Flores, Palu, Sukoharjo, Bali, Semarang, Padang Panjang, Medan, Banyuwangi, dan Kalimantan Timur.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, tema ”Homecoming” memiliki makna memanggil pulang para pelaku seni gamelan yang pernah belajar gamelan di Solo dan daerah lain untuk tampil bersama di festival.(RWN)