PALEMBANG, KOMPAS - Industri songket di Palembang, Sumatera Selatan, mulai bergairah jelang Asian Games 2018. Para pedagang songket di Palembang berharap momentum Asian Games 2018 bisa meningkatkan penjualan produknya hingga 30 persen.
Vicky Ansori, pemilik butik songket di Sentra Industri Songket Kelurahan 30 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, menuturkan menyiapkan tambahan stok kain songket hingga 30 persen. ”Saya ikut berpartisipasi untuk mengisi stan di daerah Jakabaring pada 16-25 Agustus. Saya menyiapkan 50 potong kain songket untuk dijual selama periode tersebut,” katanya, Jumat (10/8/2018).
Berkaca dari penyelenggaraan PON XIV, saat itu ia mampu meraup pendapatan sekitar Rp 120 juta dari penjualan songket. Dalam Asian Games 2018, ia berharap gairah industri songket yang lesu dalam tiga tahun terakhir bisa kembali naik.
”Sebelumnya dalam sebulan saya mampu menjual 20-30 songket dengan kisaran harga Rp 1,5 juta-Rp 5 juta. Namun, tiga tahun belakangan ini tidak sampai 20 kain per bulan,” katanya.
Menurut Vicky, kurang meratanya promosi oleh pemerintah daerah membuat penjualan songket menurun. ”Kami pedagang songket bergerak sendiri untuk mempromosikan kerajinan ini ke Kementerian Perindustrian. Selain itu, kami juga ikut bazar atau stan untuk memperkenalkan songket,” ujarnya.
Manajer operasional salah satu butik songket, Muhammad Hasan, mengatakan, para pembeli songket biasanya berasal dari negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Ia berharap penjualan songket meningkat 20-30 persen selama Asian Games 2018. ”Kami juga mengalami peningkatan penjualan ketika SEA Games 2011 di Palembang,” ujar Hasan.
”Kami memiliki 30 pengrajin, rata-rata satu orang mampu membuat dua pasang songket setiap bulan. Songket dengan pesanan khusus dikerjakan selama tiga bulan,” ucap Hasan.
Sebelumnya, Rabu (8/8), Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pempek dan songket menjadi produk unggulan yang bisa dijual ke wisatawan mancanegara selama Asian Games 2018. Menurut Arief, kedatangan 50.000 wisatawan mancanegara perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah. Perputaran uang di Palembang di sektor pariwisata diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani mengatakan, pihaknya membangun sentra-sentra produksi songket dan pempek, termasuk menyelenggarakan festival untuk memperkenalkan kedua produk tersebut. ”Pelaku usaha di bidang itu diharapkan akan menerima dampak positif dari Asian Games 2018,” katanya.
Pengamanan makanan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Palembang Dewi Prawitasari mengatakan, BPOM Kota Palembang melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap 150 UMKM yang mengolah produk pempek, kemplang, dan pindang.
”Pembinaan kami lakukan dalam rangka Asian Games 2018 agar produk yang dijual tetap terjaga kualitasnya. Produk yang telah melewati pembinaan, pengawasan, dan pengecekan laboratorium mendapatkan stiker Pangan Aman,” ujarnya.
Selain itu, BPOM juga melakukan pengawasan makanan di 11 hotel dan 20 katering yang bekerja sama dengan Inasgoc. Menurut Dewi, pengawasan akan terus dilakukan hingga Asian Games 2018 berakhir. (DVD/RAM)