TEMANGGUNG, KOMPAS - Kekeringan meluas di Jawa Tengah. Makin banyak warga Kabupaten Temanggung, Magelang, Banyumas, dan Cilacap yang membutuhkan air. Pemerintah daerah pun kesulitan dalam memasok bantuan air.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, pihaknya terus berupaya mencari pasokan air.
”Kami menerima bantuan air dari siapa pun dalam jumlah berapa pun,” ujarnya, Jumat (10/8/2018). Sejauh ini, pihaknya mendapat bantuan air dari masyarakat. Satu gereja di Temanggung mengirim 12 tangki air kapasitas 5.000 liter, kelompok satpam mengirim bantuan 8 tangki air, dan satu sekolah mengirim 4 tangki air.
Krisis air di Temanggung terjadi di 19 dusun pada tujuh desa di empat kecamatan. Untuk mencukupi kebutuhan, BPBD Temanggung mengirimkan bantuan lebih dari 20 tangki per hari. Stok air bersih yang disiapkan Pemkab Temanggung kian menipis. Saat ini tersisa kurang dari 100 tangki. Stok tersebut dipastikan habis awal minggu depan.
”Padahal, menurut informasi dari BMKG, musim kemarau dan kekeringan masih akan berlangsung hingga Oktober,” ujarnya.
Gito mengatakan, minggu ini pihaknya mulai mengirim surat edaran meminta bantuan air bersih ke jajaran BUMN, BUMD, BPBD Jateng, serta dinas dan instansi Kabupaten Temanggung. Kabupaten Magelang telah mendistribusikan 140 tangki dari persediaan 500 tangki. Kekeringan terjadi di 10 dusun pada enam desa di Kecamatan Salaman dan Borobudur.
”Kami berupaya menambah pasokan air untuk mengantisipasi bertambahnya permintaan dari desa-desa,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang Pranowo. BPBD Magelang mencari bantuan dari perusahaan swasta, BUMN, dan BUMD.
Sebanyak 15 desa di Kabupaten Banyumas dan 19 desa di Kabupaten Cilacap juga kesulitan air bersih. Warga mengandalkan distribusi air bersih dari BPBD.
”Dsitribusi air bersih dilakukan ke Kecamatan Cilongok, Purwojati, Kalibagor, Banyumas, Sumpiuh, Tambak, dan Somagede,” kata Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Banyumas Kusworo, Jumat.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Banyumas Prasetyo Budi, kekeringan juga menyebabkan 230 hektar tanaman padi terancam gagal panen di Desa Selandaka dan Kemiri, Kecamatan Sumpiuh. ”Kami membantu dengan meminjamkan dua mesin pompa air tiap desa,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Martono menyampaikan, krisis air bersih melanda 19 desa di delapan kecamatan.
Tak pilih hujan buatan
Dari Surabaya dilaporkan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, hujan buatan tidak dipilih sebagai solusi mengatasi kekeringan 23 kabupaten/kota tahun ini. ”Kami mewujudkan program yang berbeda,” kata Soekarwo, Jumat.
BPBD Jatim mendata, kekeringan terjadi di 442 desa pada 171 kecamatan di 23 kabupaten dari 38 kabupaten/kota di Jatim.
Soekarwo memaparkan, di desa dengan potensi air dibangun sumur bor dengan pendanaan patungan dari provinsi dan kabupaten setempat. Sementara di desa tanpa potensi air dibangun tempat penampungan air dan selama kekeringan dipasok air bersih. (EGI/DKA/BRO)