YOGYAKARTA, KOMPAS - Kreativitas merupakan kunci kemajuan bangsa. Kemampuan untuk berpikir kreatif membuat seseorang bisa keluar dari masalah dan berbagai tekanan yang ada. Hal itu relevan dengan era disrupsi saat ini di mana segala sesuatunya dapat berubah dengan sangat cepat dan tidak terduga.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, lembaga kursus dan pelatihan harus menanamkan jiwa kreatif pada peserta didiknya. Mereka harus berpikir secara tidak biasa untuk selalu bisa menghasilkan hal-hal baru.
”Pesan saya, terutama kepada lembaga kursus dan pelatihan, harus menanamkan jiwa kreatif pada peserta didiknya. Peserta didik harus berpikir out of the box dan lain daripada yang lain,” kata Muhadjir saat membuka acara bertajuk ”Gelar Karya Kursus dan Pelatihan Job Fair 2018” di Yogyakarta, Sabtu (11/8/2018).
Menurut Muhadjir, kreativitas sangat penting dimiliki generasi muda. Kreativitas dapat mengeluarkan seseorang dari berbagai tekanan. Orang yang kreatif adalah orang yang cerdas.
”Kita harus mengajari peserta didik berkreasi. Orang yang cerdas adalah orang yang kreatif. Orang yang bisa menghadapi situasi yang baru sama sekali dan telah melakukan tindakan yang sangat tepat terhadap situasi itu,” ujar Muhadjir.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar mengatakan, untuk menyiapkan SDM yang kreatif dibutuhkan penguatan kursus dan pelatihan. Hal itu mampu menciptakan SDM yang berkarakter, kompeten, dan berdaya saing.
”Itu merupakan kata kunci untuk menghadapi tantangan dan memenangi persaingan di era industri saat ini. Era disrupsi digital akan terus mengubah cara dan pendekatan kita dalam berbisnis serta kehidupan sehari-hari. Perubahan besar-besaran akan terus terjadi,” tutur Harris.
Secara terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengungkapkan, anak muda harus memiliki kejujuran dan menguatkan ilmu pengetahuan. Kedua hal itu dibutuhkan agar dapat bersaing dan menjadi individu yang profesional di masa depan.
”Ilmu dan pengetahuan adalah bekal hidup dalam bersaing di masa depan. Namun, kalian juga harus mempunyai kejujuran. Ini menjadikan kalian profesional. Artinya, tak boleh sok tahu,” kata Basuki saat menutup Pelatihan Pembelajaran Sukses bagi mahasiswa baru UGM 2018 di Lapangan Pancasila, UGM, Sabtu. Dengan kejujuran akan berbuah pada integritas sehingga kelak tak memiliki konflik kepentingan dalam membuat keputusan. (NCA)