Promosi Togean Belum Maksimal
Kepulauan Togean dengan keindahan terumbu karang-pasir putih berpotensi jadi tempat wisata. Namun, selain kurang promosi, ketersediaan air bersih, akomodasi, listrik, dan jaringan telekomunikasi perlu dibenahi.
Tojo Una-una, KOMPAS Potensi wisata bahari di Taman Nasional Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, belum maksimal dipromosikan. Sembari menggencarkan promosi untuk menggaet wisatawan mancanegara, beragam masalah pengelolaan wisata di wilayah itu perlu segera dibenahi.
”Keindahan Kepulauan Togean tidak kalah dengan Raja Ampat, Papua Barat, serta Bunaken, Sulawesi Utara. Tapi, Togean kurang dipromosikan. Padahal, promosi merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan wisata,” kata Deputi Pengembangan Pemasaran dan Promosi Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gede Pitana di Pulau Malenge, Kabupaten Tojo Una-Una, dalam seminar tentang wisata Kepulauan Togean, Kamis (9/8/2018).
Seminar itu merupakan bagian dari Togean International Oceanic Festival, 7-11 Agustus, di Pulau Papan dan Pulau Malenge, Kecamatan Talatako. Kegiatan festival dilaksanakan di pantai dan di tengah laut.
Sasaran promosi terutama wisatawan mancanegara (wisman). Tujuannya untuk meraup devisa. Dengan target 4 juta dari 20 juta wisman untuk pelancongan bahari pada tahun 2020, Indonesia berharap memperoleh Rp 56 triliun dari wisata bahari.
Gede meminta pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata bekerja sama untuk promosi Kepulauan Togean. Penyelenggaraan festival adalah salah satu cara. Langkah ini diharapkan dilakukan secara kontinu.
Selain itu, promosi paket lewat media luar negeri juga perlu dilakukan. Pemerintah pusat siap memfasilitasi hal itu.
Kepulauan Togean berada dalam kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean. Di Togean, wisatawan bisa menikmati pantai berpasir putih pada setidaknya 20 pulau serta keindahan terumbu karang di sejumlah lokasi. Di sejumlah titik, seperti Pulau Papan, Desa Kadoda, Kecamatan Talatako, bentangan terumbu karang bahkan bisa dinikmati di perairan dangkal.
Destinasi wisata di Kepulauan Togean bisa dijangkau dengan kapal cepat atau kapal rakyat, dengan waktu tempuh hingga 6 jam dari Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una.
Jumlah wisatawan yang melancong ke Kepulauan Togean setiap tahun 10.000 sampai 15.000 orang. Sekitar 6.000 orang di antaranya wisman.
Wakil Bupati Tojo Una-Una Admin Lasimpala mengakui, promosi destinasi wisata Kepulauan Togean belum maksimal. Penyelenggaraan festival bertaraf internasional diharapkan menjadi ajang untuk menggaet lebih banyak wisman.
Terkait masalah promosi, Edwin Gosal, pelaku industri, mengatakan, saat ini ada kanal atau wadah yang mempertemukan banyak wisatawan dunia dengan sistem berbagi manfaat. Pemerintah bisa menggaet wisman untuk menetap di Togean secara gratis di rumah warga. ”Namun, mereka harus mentransfer sesuatu kepada masyarakat, misalnya mengajarkan anak-anak bahasa Inggris atau melatih pembuatan kerajinan tangan dengan bahan lokal,” katanya.
Dengan cara itu, wisman memiliki gambaran utuh terkait potensi wisata di Togean. Tak hanya soal alam, wisman juga akan tertarik dengan aspek sosial-kultural masyarakat pesisir. Akhir- akhir ini, wisman mulai tertarik menyelami kehidupan warga lokal.
Edwin mengingatkan, Kepulauan Togean strategis sebagai alternatif dan transit wisman. Togean terletak di antara Tana Toraja (Sulawesi Selatan) dan Bunaken (Sulawesi Utara) yang sudah lama jadi favorit wisman. Letak strategis ini harus dimanfaatkan dengan baik.
Kendala
Masalah wisata di Kepulauan Togean, menurut Admin, tak hanya soal masih rendahnya pengunjung wisman. ”Kami menyadari ada masalah penting lain, seperti kekurangan kamar dan kesulitan air bersih. Ini akan kami benahi,” katanya.
Kekurangan kamar sangat terasa saat musim puncak kunjungan, biasanya pada bulan Juni-September. Banyak wisman membatalkan perjalanan karena kamar tak tersedia lagi. Kalau nekat datang, risikonya tidur di tenda. Kekurangan kamar sangat terasa saat festival berlangsung. Banyak tamu, pihak penyelenggara, dan wisman yang mengikuti festival tidur di tenda.
Masalah air bersih pun sangat terasa. Banyak resor atau cottage membeli air dari masyarakat dengan volume terbatas. ”Kami sangat menyukai Togean. Tetapi, tolong masalah air bersih dan akomodasi diselesaikan,” kata Simon (32), wisman asal Kanada.
Hal lain yang perlu diatasi adalah masalah listrik dan jaringan telekomunikasi. (VDL)