JAYAPURA, KOMPAS — Pihak Rektorat Universitas Cenderawasih, Jayapura, menghentikan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru bagi sekitar 9.000 mahasiswa baru, Selasa (14/8/2018). Hal ini dipicu dugaan aksi berbau separatisme oleh sejumlah anggota panitia kegiatan di sejumlah fakultas.
Dari pantauan Kompas, kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di sembilan fakultas di Universitas Cenderawasih (Uncen) berlangsung sekitar pukul 08.00 WIT. Tampak mahasiswa baru di Fakultas Teknik serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggunakan aksesori berupa gelang bintang kejora, simbol gerakan Papua Merdeka.
Mahasiswa baru di FISIP juga dipaksa menyanyikan yel-yel ”Papua Merdeka” saat memasuki ruang auditorium Uncen. Para wartawan yang hendak mengambil gambar kegiatan itu dilarang oleh sejumlah mahasiswa yang menjadi panitia PKKMB.
Kami akan meminta klarifikasi terkait tujuan mereka di balik aksi tersebut.
Rektor Uncen Apolo Safanfo saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan adanya kegiatan yang tidak sesuai prosedur Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
”Saya sudah memerintahkan para dekan untuk menghentikan PKKMB di tingkat universitas. Kami akan memberikan sanksi skors bagi panitia yang terlibat dalam aksi separatis,” ujar Apolo.
Ia menambahkan, kegiatan PKKMB di setiap fakultas pada Rabu, 15 Agustus, juga akan dihentikan apabila masih terdapat unsur berbau separatisme.
”Kami tidak bisa memberikan tindakan sebab hal ini merupakan kewenangan pihak berwajib. Kami telah berkoordinasi dengan Polres Jayapura Kota untuk menindaklanjuti kegiatan kriminal ini,” ucap Apolo.
Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta NKRI Hendrik Yance Udam menuntut agar pihak Rektorat Uncen membenahi masalah aksi separatisme di Papua. Ini karena Uncen merupakan kampus yang dibiayai negara.
Kepala Polres Jayapura Kota Ajun Komisaris Besar Gustav Urbinas mengungkapkan, dirinya bersama Komandan Kodim Jayapura Letkol (Inf) Nova Ismilianto juga diusir dari area auditorium ketika hendak menghentikan kegiatan tersebut.
”Kemungkinan besar ada kelompok yang menyusupkan ideologinya yang tidak sesuai NKRI di kalangan panitia. Karena itu, kami berkoordinasi dengan pihak kampus untuk menghentikan PKKMB,” katanya.
Ia pun menambahkan, Polres Jayapura Kota akan memeriksa tiga mahasiswa yang menjadi koordinator aksi berbau separatisme itu dalam kegiatan PKKMB. ”Mereka masih berstatus sebagai saksi. Kami akan meminta klarifikasi terkait tujuan mereka di balik aksi tersebut,” lanjutnya.