PALANGKARAYA, KOMPAS - Dalam dua hari, setidaknya 35 titik panas dengan pantauan dengan kepercayaan 60-100 persen menyebar di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Empat helikopter pengebom air terus bergerak membantu pemadaman. Meski begitu, pemadaman jalur darat dinilai lebih efektif.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya Roland Binery mengungkapkan, 35 titik panas tersebar di sembilan kabupaten. Rinciannya, di Kabupaten Kotawaringin Timur 12 titik, Kotawaringin Barat (1), Barito Selatan (3), Kapuas (2), Katingan (5), Lamandau (2), Pulang Pisau (1), Seruyan (1), dan Kabupaten Sukamara (8).
“Musim kemarau untuk dasarian dua dimulai awal Agustus sampai akhir September. Kami juga sudah berkoordinasi dan memperingatkan bahaya kebakaran hutan dan lahan,” kata Roland di Palangkaraya Senin (13/8/2018).
Kepala Sub Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengungkapkan, peristiwa kebakaran selama Agustus ini ada 75 kejadian. Data selama 2018 terdapat 306 kebakaran hutan dan lahan dengan luas kebakaran 2.596,5 hektar lahan terbakar.
“Sekarang ada empat helikopter, tetapi kalau api sudah membesar memang lebih efektif melalui darat,” kata Alpius.
Kepala BPBPK Prov Kalteng Darliansjah mengungkapkan, sebelumnya di Kalteng hanya memiliki dua helikopter bantuan pusat. Saat ini armada helikopter ditambah dua lagi.
“Tiga helikopter parkir di Palangkaraya, satu di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Semuanya dari pusat untuk membantu pencegahan dan penanggulangan kebakaran,” kata Darliansjah.
Empat helikopter itu selama ini terus beroperasi memadamkan api. Itu efektif untuk membantu kerja tim pemadam kebakaran yang lewat jalur darat.
“Hampir setiap hari bolak balik helikopter menjaga kebakaran hutan dan lahan di seluruh Kalteng,” ungkap dia.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur, kebakaran hutan dan lahan mulai 18 Juli hingga kini. Hampir sebulan, lahan 520,37 ha terbakar dengan jumlah 46 kebakaran dan 137 titik panas. “Itu jumlah terbanyak untuk saat ini dari kabupaten lain, helikopter terus bolak-balik ke sana. Tim gabungan juga selalu siap,” ungkap Alpius.