JAYAPURA, KOMPAS Delapan korban tewas dalam jatuhnya pesawat perintis Dimonim Air PK-HVQ di Gunung Menuk, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, dievakuasi ke Jayapura, Senin (13/8/2018). Jenazah tiba di RS Bhayangkara Jayapura pukul 14.30 WIT. Kedelapan korban akan diidentifikasi tim Kepolisian Daerah Papua sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Korban tewas adalah pilot Leslie Sevuve dan kopilot Wayan Sugiarta serta enam penumpang, yakni Sudir Zakana, Martina Uropmabin, Hendrikus Kamiw, Lidia Kamiw, Jamaluddin, dan Naimus. Begitu tiba di rumah sakit, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua langsung membawa jenazah ke kamar jenazah untuk identifikasi.
Dari laporan tim dokter di Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, kondisi tubuh sebagian besar korban masih utuh walaupun pesawat hancur karena menabrak gunung. ”Kami akan menjemput perwakilan keluarga korban untuk mengambil data ciri fisik korban di posko antemortem,” kata Heri.
Sementara itu, terkait kondisi satu-satunya korban selamat, yakni Muhammad Jumaidi (12), Heri mengatakan, hasil rontgen menunjukkan, Jumaidi mengalami cedera di bagian kepala, patah tulang lengan kanan, dan cedera di tulang panggul. ”Jika kondisinya telah stabil, tim dokter akan mengoperasinya untuk mengatasi pendarahan limpa yang dialami korban,” kata Kepala RS Bhayangkara Jayapura Ajun Komisaris Besar dr Heri Budiono.
Kapten Stanis Gunawan dari Dimonim Air mengatakan belum dapat memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut. Alasannya, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan di Oksibil. ”Manajemen Dimonim Air akan berkoordinasi dengan keluarga korban untuk membicarakan pemberian santunan,” ucap Stanis.
Kepala Jasa Raharja Cabang Papua Abdullah Tawil berjanji memberikan santunan Rp 50 juta kepada keluarga korban tewas dan Rp 25 juta untuk korban luka.
Pesawat Dimonin Air terbang dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, ke Oksibil pada Sabtu (11/8) pukul 13.40 WIT. Pesawat itu hilang kontak pada pukul 14.50 WIT. Adapun lama penerbangan Tanah Merah-Oksibil sekitar 40 menit.
Pada Minggu (12/8), tim SAR gabungan menemukan pesawat itu dan para korban di Gunung Menuk dengan ketinggian 1.978 meter di atas permukaan laut. Tim KNKT tiba di Oksibil pada Senin untuk menyelidiki peristiwa ini. Tim akan mengambil keterangan dari berbagai pihak, termasuk maskapai Dimonim Air. Tim juga mengumpulkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat terkait kondisi cuaca di Oksibil.
Peristiwa yang dialami Dimonim Air ini merupakan kecelakaan fatal pesawat ketiga di Pegunungan Bintang dalam tiga tahun terakhir. Pada 16 Agustus 2015, pesawat Trigana Air dengan 54 orang jatuh di Distrik Okbape. Semuanya tewas. Pada 12 April 2017, pesawat C208 Caravan yang dipiloti Komisaris Rio Pasaribu jatuh di Bukit Anem. Rio pun tewas. (FLO)