MALANG, KOMPAS — Meski animo masyarakat untuk merayakan Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia di Gunung Semeru, Jawa Timur, cukup tinggi, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tidak menambah kuota. Jumlah pendaki tetap dibatasi 600 orang per hari.
Dengan begitu, saat peringatan Hari Kemerdekaan, ada 600 pendaki yang naik, 600 pendaki berada di atas, dan 600 pendaki dalam proses turun.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) John Kenedy, Selasa (14/8/2018), mengatakan, pembatasan dilakukan dengan pertimbangan daya dukung lingkungan. ”Aturannya 600 orang per hari. Jadi, dalam tiga hari ada 1.800,” ujarnya.
Selama ini, menjadi kebiasaan bagi pencinta alam untuk melewatkan hari ulang tahun kemerdekaan di puncak gunung, salah satunya Semeru. Gunung tersebut dianggap memiliki nilai lebih karena menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa, yakni 3.676 meter di atas permukaan laut.
Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, pendaki dibatasi hanya boleh mendaki sampai Kalimati. Mereka tidak diperkenankan naik ke puncak Mahameru lantaran status Semeru yang masih waspada.
Kepala Resor Ranu Pani BBTNBTS Agung Siswoyo, dihubungi secara terpisah, mengatakan, saat ini cuaca di Semeru cukup kondusif untuk aktivitas pendakian. Jika sebelumnya suhu udara turun cukup drastis, saat ini sudah kembali normal. ”Cuaca cerah dan jarang ada kabut. Beberapa hari lalu memang sempat dingin,” ucapnya.
Meski cuaca kondusif, Agung berharap pendaki mematuhi aturan, termasuk larangan naik ke puncak Mahameru. Begitu pula dengan sampah, pendaki diminta untuk membawa turun kembali sampah mereka.