DENPASAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Denpasar bersama komunitas Rumah Budaya Penggak Men Mersi dan komunitas seniman Bali menggelar Rare Bali Festival 2018, yakni festival seni, budaya, dan literasi bagi anak-anak di Denpasar dan sekitarnya. Festival Rare (Anak) Bali 2018 akan diselenggarakan selama dua hari, mulai Sabtu (18/8/2018) sampai Minggu (19/8/2018).
Festival Rare Bali adalah festival dua tahunan yang dirintis komunitas Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Denpasar. Festival Rare Bali digelar kali pertama pada 2014. Tahun ini, Festival Rare Bali 2018 digelar serangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Anak Nasional.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar I Gusti Agung Laksmi Dharmayanti mengatakan, Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen menjadi kota layak anak. Melalui Festival Anak Bali, menurut Laksmi, anak-anak di Kota Denpasar dan sekitarnya mendapat kesempatan untuk mengenali dan mempelajari hal seni, budaya, dan rasa sosial, termasuk lingkungan.
”Selama dua hari penyelenggaraan festival itu, anak-anak dilibatkan dalam kegiatan permainan, belajar seni dan budaya, dan mengenali lingkungan,” kata Laksmi di Denpasar, Rabu (15/8/2018).
Adapun Festival Rare Bali 2018 selama Sabtu dan Minggu nanti dipusatkan di Lapangan Puputan Margarana, kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Renon, Denpasar.
Kadek Wahyudita dari komunitas Rumah Budaya Penggak Men Mersi, Denpasar, mengatakan, kegiatan festival untuk anak-anak itu murni ditujukan bagi anak-anak. Festival Rare Bali berisikan tiga pokok kegiatan, yakni permainan tradisional, seni dan budaya, serta literasi. Tiga hal itu ditampilkan melalui parade seni anak, pentas seni anak, lomba seni, dan lokakarya serta pameran.
Kegiatan dalam Festival Rare Bali 2018 diisi berbagai lomba, di antaranya lomba mewarnai untuk murid TK, lomba melukis dan magending (menyanyi Bali) untuk murid SD, dan lomba majalah dinding dan musik serta kreativitas daur ulang sampah untuk murid SMP.
Lokakarya dalam Festival Rare Bali akan diisi seniman pegiat Plasticology, Made ”Bayak” Muliana, dan pelestari dongeng Bali, I Made Taro. Dalam pergelaran Festival Rare Bali 2018, ujar Wahyudita, dihadirkan pojok bermain dan pojok baca dan dongeng.
Pergelaran Festival Rare Bali 2018 juga dimeriahkan dengan kolaborasi artis Bali yang dihimpun Pregina Art and Showbiz Bali. Produser Pregina Bali, I Gusti Agung Bagus Mantra, mengatakan, Festival Rare Bali 2018 menjadi istimewa karena pergelarannya dirangkaikan dengan perayaan Hari Anak Nasional 2018 dan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
”Teman-teman dari seniman dan artis di Bali akan berkolaborasi, termasuk pada malam apresiasi kemerdekaan pada Sabtu malam,” kata Mantra. Sejumlah artis Bali yang akan mengisi malam apresiasi serangkaian Festival Rare Bali 2018, di antaranya band Crazy Horse, Jun Bintang, Kis, dan Joni Agung.