PONTIANAK, KOMPAS — Kabut asap pekat menyelimuti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, sepekan terakhir. Kabut asap itu terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah gambut.
Dari pantauan Kompas, dalam beberapa hari terakhir, kabut asap itu pekat terutama pada pagi dan sore. Jarak pandang pukul 06.00-07.00 hanya berkisar 500 meter. Selain itu, bau asap terasa menyengat. Warga yang bepergian ke luar rumah pada pagi banyak yang mengenakan masker.
Menjelang siang, kabut asap menipis. Namun, menjelang pukul 18.00 Wita, kabut asap kembali pekat disertai bau menyengat. Bahkan, di sejumlah wilayah yang dekat wilayah gambut, abu beterbangan yang berasal dari lahan gambut yang terbakar.
Kebakaran lahan terus terjadi pada Rabu (15/8/2018) siang, antara lain di daerah Jalan Sepakat 2, Pontianak, berkisar 1-2 hektar. Di sana terdapat beberapa lokasi lahan gambut yang terbakar. Sudah seminggu daerah tersebut terbakar. Hingga Rabu siang, asap masih muncul dari lahan yang terbakar tersebut.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak Sahat Irawan Manik, Rabu, menuturkan, kebakaran lahan seminggu terakhir memang parah. Manggala Agni dan tim gabungan dari Polri, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pontianak dan BPBD Kalbar, serta pemadam kebakaran swasta terus berupaya memadamkan kebakaran.
”Daerah yang parah di Kabupaten Kubu Raya dan Pontianak. Dugaan kami, lahan gambut sengaja dibakar oleh oknum tertentu untuk lahan pertanian dan perumahan. Kami terus berupaya memadamkan,” ujar Sahat.
Namun, pihaknya mulai menghadapi kendala, yakni jauhnya lokasi kebakaran dari sumber air. Hal itu menyulitkan pemadaman melalui darat. Selain itu, kalaupun ada sumber air, sumber air itu ada yang mengering karena musim panas.
Kepala BPBD Provinsi Kalbar TTA Nyarong mengatakan, kabut asap hingga sejauh ini belum mengganggu penerbangan. Indeks kualitas udara juga masih baik. Pihaknya terus berupaya melakukan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan pengolahan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari pantauan sejak Selasa (14/8/2018) pukul 07.00 hingga Rabu pukul 07.00, terdapat 131 titik panas di Kalbar. Titik panas itu tersebar di sembilan kabupaten.