Pencarian Awak KM Arung Samudera di Perairan Sumatera Barat Dihentikan
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
MENTAWAI, KOMPAS — Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Sumatera Barat, menghentikan operasi pencarian tiga anak buah KM Arung Samudera yang hilang di antara perairan laut Kabupaten Pesisir Selatan dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tiga ABK yang hilang adalah Okta (32), Siad (33), dan Aldo (34).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Mentawai, saat dihubungi dari Padang, Rabu (15/8/2018), mengatakan, pencarian sejak Minggu (5/8/2018) dihentikan karena berdasarkan koordinasi Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bengkulu beserta semua unsur yang terkait, pihak keluarga mengikhlaskan operasi tersebut dihentikan.
”Selama proses pencarian tidak ada tanda-tanda korban ditemukan sehingga operasi ditutup. Meski demikian, tim, baik yang berada di Mentawai, Padang, maupun Bengkulu, tetap dilanjutkan pemantauan. Rabu ini merupakan hari keempat pemantauan,” kata Akmal.
Menurut Akmal, pemantauan dilakukan dengan siaga penuh, baik kapal maupun personel, jika sewaktu-waktu ada informasi terkait ketiga ABK yang hilang. ”Sejalan dengan itu, koordinasi dengan radio pengawas pantai dan antarpihak terkait terus dilakukan. Jika ada informasi dari mereka, kami akan langsung bergerak,” kata Akmal.
Seperti diberitakan, KM Arung Samudera dengan nama lambung Mama Muda 04 asal Bengkulu mengalami kebocoran di perairan Air Haji, Pesisir Selatan, Jumat (3/8/2018) sekitar pukul 03.00 WIB. Kapal yang berlayar dari Bengkulu menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai itu membawa 10 awak, terdiri dari 1 nakhoda dan 9 ABK.
Kejadian itu baru diketahui pada Minggu (5/8/2018) sekitar pukul 12.45 WIB setelah salah satu ABK KM Arung Samudera bernama Defi (39) ditemukan kapal pukat cincin asal Sibolga. Dari ABK itu, diperoleh informasi tentang kejadian tersebut. Informasi itu kemudian dilaporkan kepada syahbandar di Sikakap dan diteruskan kepada kami.
Pada hari yang sama, selain Defi , dua awak, yakni nakhoda kapal Aziz (36) dan satu ABK bernama Pi’i (32), ditemukan sekitar pukul 18.00. Keduanya ditemukan kapal Bagan Nadia Safitri asal Bengkulu mengapung di atas fiber. Pada Minggu malam, kondisi cuaca yang tidak mendukung membuat pencarian dihentikan sementara.
Tim gabungan melanjutkan pencarian dengan mengerahkan lima kapal, yakni kapal negara SAR Yudhistira, kapal Republik Indonesia milik Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Kapal RB 313 Bengkulu, kapal Mego Pangkalan TNI AL Bengkulu, dan kapal bagan KM Nadia Safitri. Pencarian dilakukan di lokasi kejadian, yakni antara kawasan perairan di barat Pesisir Selatan dan timur Sikakap, Mentawai, atau sekitar 192 kilometer dari dermaga Bungus, Padang.
Pada Selasa (7/8/2018), empat ABK, yakni Dion (31), Mikko (30), Alok (33), dan Dadok (40), ditemukan selamat oleh kapal nelayan yang sedang melaut di Sikakap. Mereka kemudian diterbangkan ke Bengkulu menggunakan pesawat casa untuk dikumpulkan dengan tiga awak yang lebih dulu ditemukan.