KEDIRI, KOMPAS — Produsen benih hortikultura PT Bisi International Tbk (PT Bisi) melakukan ekspor perdana benih jagung hibrida varietas Bisi-222 ke Sri Lanka. Menurut rencana, tahun ini PT Bisi juga akan mengekspor benih serupa ke Pakistan.
Pelepasan ekspor benih hibrida dilakukan di pabrik PT Bisi di Tulungrejo, Pare, Kediri, Jawa Timur, Kamis (16/8/2018). Acara dihadiri Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, jajaran Pemerintah Kabupaten Kediri, dan petani mitra.
PT Bisi sebenarnya telah lama mengekspor sejumlah benih hortikultura ke-11 negara, seperti Pakistan, Sri Lanka, dan negara-negara di Asia Tenggara. Namun, untuk benih jagung hibrida ini adalah ekspor kali pertama.
Presiden Direktur PT Bisi International Tbk Jemmy Eka Putra mengatakan, tahun ini volume ekspor benih jagung ke Sri Lanka dan Pakistan ditargetkan bisa mencapai 500 ton dengan nilai 1,5 juta dollar AS. ”Tahun depan volume ekspor diharapkan bisa naik hingga mencapai 1.000 ton dengan nilai 3 juta dollar AS,” ucapnya.
Bisi-222 yang diekspor merupakan hasil pemuliaan tanaman bersama petani mitra. Benih yang dilepas sudah teruji, memiliki produktivitas tinggi hingga 12 ton per hektar, mampu beradaptasi dengan lingkungan, serta tahan penyakit. Bagi Sri Lanka, Indonesia merupakan negara ketiga yang mengirim benih ke negara itu setelah Thailand dan Australia.
Menurut Jemmy, pihaknya juga siap meningkatkan produktivitas benih dan produk jagung nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat demplot kerja sama dengan petani mitra untuk melakukan pola tanam rapat dari sekitar 60.000 batang jagung per hektar menjadi 100.000 batang.
Menurut Sumarjo, ekspor benih jagung ini telah memecahkan stigma yang melekat pada Indonesia selama ini sebagai negara pengimpor benih jagung. Sumarjo pun meminta ekspor benih itu tidak hanya dilakukan sekali tetapi juga berkelanjutan dengan volume yang terus meningkat.
”Dengan membanjiri pasar benih di luar negeri, kita dapat beberapa poin, tidak hanya dollar, tetapi juga harga diri. Untuk itu ketersediaan benih, saya minta sudah ada sebelum awal tahun sehingga tanggal 2 Januari sudah bisa kita didistribusikan kepada petani. Harapannya dalam setahun petani bisa tanam jagung tiga kali,” katanya.
Selain meminta petani meningkatkan produksi jagung, pada kesempatan ini Sumarjo juga meminta pengawasan lebih intensif terhadap kegiatan pemalsuan benih. ”Sumber pemalsuan diawasi,” ucap Sumarjo yang menyebut sumber pemalsuan benih tertinggi ada di Jawa Timur.