JAKARTA, KOMPAS — Palang Merah Indonesia (PMI) terus menerima bantuan dari luar negeri pascagempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sampai saat ini, PMI menerima sekitar 600.000 dollar AS dari Pemerintah China dan Korea Selatan, serta 10 juta yen dari Pemerintah Jepang.
”PMI sudah terima bantuan dari berbagai sumber, dari Korea (Selatan) sebesar 500.000 dollar (AS), China 100.000 dollar (AS) dengan bantuan logistik senilai 100 dollar (AS), dan barusan Jepang 10 juta yen. Dari bantuan ini akan dimanfaatkan untuk bantuan darurat terlebih dahulu sesuai dengan arahan dari tim assessment (penilaian),” ujar Ketua Pelaksana Harian PMI Ginandjar Kartasasmita seusai menerima kunjungan dari Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Kamis (16/8/2018), di kantor Markas Pusat PMI, Jakarta.
Ginandjar menyampaikan, dari hasil assessment sementara telah dipetakan bahwa bantuan tersebut, selain untuk bantuan darurat seperti kebutuhan makanan dan obat-obatan, akan dimanfaatkan untuk memperbaiki beberapa saluran air dan membangun enam sekolah dasar di daerah yang terdampak gempa paling parah. Sekolah yang akan dibangun merupakan sekolah yang saat ini bangunannya rusak berat ataupun runtuh karena gempa.
Adapun sejumlah sekolah di Lombok Utara yang akan dibangun berada di Desa Kayangan, Gumantar, Dangiang, dan Andalan. Sementara sekolah di Lombok Timur dibangun di Desa Obel-obel dan Belanting. Sekolah yang dibangun akan menjadi sekolah percontohan dengan bangunan yang tahan gempa.
Masafumi Ishii menilai, konstruksi tahan gempa sangat penting untuk diperhatikan pada daerah yang rawan gempa. Belajar dari Jepang yang juga sering mengalami gempa bumi, Indonesia sebaiknya lebih memilih membangun rumah yang tahan gempa.
Ia menambahkan, bantuan dari Jepang akan terus mengalir untuk Indonesia. Pihaknya akan membuka donasi sukarela dari semua pihak, baik dari pemerintah, lembaga kemasyarakatan, maupun masyarakat Jepang. Diharapkan, bantuan ini bisa membantu masyarakat Lombok yang terkena bencana. Sejumlah tenaga kesehatan juga siap membantu jika dibutuhkan.
Berdasarkan data penerimaan donasi Gempa Lombok melalui PMI per 15 Agustus 2018, terkumpul sekitar Rp 4,8 miliar. Untuk data pelayanan PMI secara keseluruhan, antara lain pelayanan kesehatan untuk 2.887 jiwa, pelayanan dukungan psikososial untuk 1.308 jiwa, pelayanan pemulihan hubungan keluarga untuk tiga kasus, distribusi air bersih 884.350 liter, dan distribusi makanan siap saji sebanyak 11.457 paket. Selain itu, bantuan juga berupa 128 paket alat kebersihan, 112 paket perlengkapan bayi, 1.907 lembar selimut, 549 matras, 457 tikar, dan 360 lembar sprei.
”Kami juga telah mengirimkan sarung sebanyak 500 lembar dan akan dikirimkan kembali 500 lembar sarung. Dari info sebelumnya, pakaian laki-laki masih sangat kurang karena lebih banyak dikirimkan pakaian perempuan,” kata Ginandjar.
Dari PMI Pusat saat ini telah mengirimkan bantuan logistik senilai Rp 5 miliar atau sekitar 71 ton ke PMI NTB. Bantuan tersebut antara lain bantuan dana operasional Rp 1,4 miliar, 1.173 kantong darah, 100 kantong mayat, 3 genset, 20 truk tangki air, dan 90 lampu solar.
Kendala yang ditemukan di lapangan adalah listrik yang masih padam di beberapa daerah serta jembatan yang rusak sehingga sulit dilalui untuk mendistribusikan bantuan. Selain itu, layanan komunikasi sempat terganggu.
Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, rabu (15/8/2018), tercatat 460 orang meninggal, yaitu 396 orang di Kabupaten Lombok Utara, 39 orang di Kabupaten Barat, 12 orang di Kabupaten Lombok Timur, 9 orang di Kota Mataram, 2 orang di Lombok Tengah, dan 2 orang di Kota Denpasar, Bali.
Jumlah korban luka-luka tercatat 7.773 orang, yakni 959 orang luka berat dan rawat inap dan 6.774 orang luka ringan. Sebanyak 417.529 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian.
Dari jumlah pengungsi, terdiri dari 187.889 laki-laki dan 229.640 perempuan. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 178.122 orang (80.155 laki-laki, 97.967 perempuan), Lombok Timur 104.060 orang (46.827 laki-laki, 57.233 perempuan), Lombok Barat 116.453 orang (52.404 laki-laki,6 4.049 perempuan), dan Kota Mataram 18.894 orang (8.503 laki-laki, 10.391 perempuan).